Desainer Pierre Cardin Meninggal Dunia


Desainer kondang Pierre Cardin meninggal di usia 98. (Foto: tportal.com)
KABAR duka datang dari dunia fesyen. Desainer legendaris asal Italia, Pierre Cardin, meninggal dunia Selasa (29/12) di usia 98 tahun. Cardin menghembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit di Neuilly, Paris bagian barat.
Melansir Reuters, dalam karirnya yang mencakup lebih dari 60 tahun, Cardin telah mendapat cemoohan sekaligus kekaguman dari sesama perancang busana karena naluri bisnisnya yang berani. Ia memengaruhi panggung pagelaran busana dengan gaun gelembung serta potongan dan pola geometrisnya.
Baca juga:
Academy of Fine Arts Prancis juga mengumumkan meninggalnya Cardin dalam sebuah unggahan di Twitter. Cardin memang sudah menjadi salah satu anggota akademi sejak 1992. Namun, pihak akademi tidak memberikan keterangan terkait penyebab kematian Cardin.
"Sekretaris Laurent Petitgirard, dan anggota Academy of Fine Arts dengan sedih menyampaikan kabar meninggalnya rekan kami, Pierre Cardin," cuit akun Academy of Fine Arts.

Desainer Jean-Paul Gaultier, yang memulai debutnya di rumah busana Cardin, juga memberi penghormatan kepada mentornya tersebut. Ia berterima kasih pada Cardin yang turut berkontribusi terhadap karirnya.
"Terima kasih Cardin telah membukakan pintu berkarir di dunia mode untuk saya dan mewujudkan impian saya," tulis Gaultier.
Baca juga:
SeteruSunyi Tutup 2020 dengan Single ‘Menanti’ Bersama Andy /rif
Melansir CNN, Cardin merupakan salah satu desainer yang pertama kali melakukan kapitalisasi di dunia fesyen dan memiliki branding kuat. Cardin pun berhasil mendobrak tradisi dengan hasil desainnya yang futuristik. Ia juga memproduksi pakaian unisex serta ready-to-wear.
Ia lahir dengan nama Pietro Costante Cardin pada 2 Juli 1922 di sebuah kota kecil dekat Venesia, Italia. Ketika masih kecil, keluarganya pindah ke Saint Etienne di Prancis tengah, tempat Cardin sekolah dan magang menjadi penjahit pada usia 14 tahun.

Sejak saat itu, namanya berubah menjadi Pierre Cardin. Awalnya, ia pergi bekerja untuk seorang penjahit di dekat Vichy pada usia 17. Karirnya bermula ketika ia membuat kostum dalam film Beauty and the Beast yang diproduksi Jean Cocteau. Pada 1946, ia bekerja sebagai penjahit untuk Christian Dior.
Empat tahun kemudian, Cardin mendirikan brand fesyen miliknya sendiri di umur 28. Saat itu, Cardin berfokus pada kostum teater, sebelum berpindah ke haute couture di 1953.
Pada 1954, Cardin makin dikenal karena membuat kreasi gaun yang dinamai bubble dress. Namun, koleksi ready-to-wear miliknya yang dikeluarkan pada 1959 ini sempat dianggap kontroversi.
Tak hanya soal fesyen, Cardin juga dikenal dengan kemampuannya melakukan branding. Nama desainer ini pernah digunakan untuk parfum, jam tangan, rokok, hingga perabotan rumah. Cardin juga memiliki beberapa properti mewah hingga restoran Maxim di Prancis. (Scp)
Baca juga:
Channing Tatum Berpetualang Bersama Sandra Bullock di 'Lost City of D'
Bagikan
Berita Terkait
Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal

Megakultura Jakarta: Selebrasi Keberagaman Budaya di Indonesia Fashion Week 2025
Titian Peraga Jadi Taman Bermain: IFW 2025 Hadirkan Peragaan Busana Anak Bertajuk ‘Spectra’
The Daughters of Eve: Selebrasi Keindahan, Spiritualitas, dan Feminitas di IFW 2025

Indonesia Fashion Week 2025 Hadirkan Lebih dari 200 Desainer Lokal

Desainer Syukriah Rusydi Tampilkan Kain Khas Baduy Jawa di Moscow Fashion Week

Mizora Gelar Kontes Desain Perhiasan, Ada Hadiah Puluhan Jutaan Rupiah
Cerita Di Balik Desain Ekslusif Kolaborasi Didiet Maulana Bersama SMEG
Berkenalan dengan Andra Matin, Sang Desainer Eugene Museum in Bali
