The Daughters of Eve: Selebrasi Keindahan, Spiritualitas, dan Feminitas di IFW 2025


IFW 2025 hari kedua dibuka dengan fashion bridal. (foto: merahputih.com/febrian adi)
MerahPutih.com - Indonesia Fashion Week 2025 hari kedua, Kamis (29/5) digelar. Dalam titian peraganya warna putih begitu mendominasi. Bukan tanpa alasan, ini merupakan peragaan busana gaun pengantin (bridal) spesial bertajuk 'The Daughters of Eve' diampu desainer nan berfokus pada koleksi bridal Abineri Ang.
Di antaranya terdapat sembilan desainer, meliputi Nicole Boenawan, Vanessa Khosasi, Megallery.studio by Mega Ramadhani, Naomi Humara, Color Paradise, White Petals Atelier, Cinthia Ang, Jannice Marvellyn Wong, dan Rei Nathaca.
Tema tersebut dipilih Abineri Ang untuk kesembilan desainer karena ingin memberi kebebasan seluas-luasnya merancang busana semata-mata sebagai karya ‘Anak-Anak Hawa’.
“Saya ingin kasih kebebasan kepada perancang sebab saat fashion show justru rancangan busana harus se-kreatif mungkin karena dibuat bukan untuk klien,” jelas Abineri Ang.
Koleksi rancangan Nicole Boenawan dengan signature perpaduan gaun pengantin dan cheongsam mengusung tema 'Renewed Within' membuka show. Tema pada kali perdana penampilannya di panggung IFW menekankan perjalanan spiritual perubahan dari dosa menjadi kembali murni dengan pembaruan terjadi di setiap prosesnya.
Baca juga:
Selanjutnya, koleksi rancangan Vanessa Khosasi mengambil alih panggung dengan tema En Rêve, yang berarti 'dalam mimpi'. Koleksi ini menghadirkan 12 gaun elegan yang menampilkan siluet A-line yang lembut, namun tetap menyimpan garis desain yang tegas.
Vanessa memilih material korset yang dihiasi manik-manik halus serta rok dengan teknik lipit, memadukan satin dan organza untuk memberikan tampilan feminin yang berkelas sekaligus bertekstur kaya.
Peragaan dilanjutkan dengan karya Megallery.studio oleh desainer Mega Ramadhani. Sebanyak 12 set busana yang diperlihatkan mengusung tema Fashion Soul, yang menampilkan permainan visual melalui siluet lembut yang mengalir alami, serta potongan-potongan asimetris yang membentuk layering dinamis.
Kekuatan emosional hadir melalui perpaduan warna-warna mendalam dan potongan berbahan Jacquard yang menampilkan detail lipit geometris, serta gaun multifungsi yang tidak hanya cantik, tapi juga adaptif. Koleksi ini mencoba mengungkap sisi personal dan batin dari para pemakainya melalui pilihan warna dan bentuk.
Koleksi busana pengantin tetap mendominasi dengan tampilnya rancangan dari Naomi Humara. Koleksinya menonjolkan keanggunan dalam kelembutan namun tetap memiliki garis karakter yang kuat.
Tidak lama kemudian, giliran koleksi Color Paradise yang tampil dengan pendekatan artistik unik—gaun-gaun panjangnya dijadikan kanvas untuk lukisan bergaya ekspresif, menampilkan gambar-gambar binatang seperti sayap, tanduk, hingga mata yang menyiratkan pesan mendalam. Setiap detail bukan hanya elemen dekoratif, melainkan simbol kejujuran dan esensi naratif dari rancangan tersebut.
Baca juga:
Panggung kemudian dialihkan ke koleksi debut dari Cinthia Ang di bawah label L’Atelier de Cinthia Ang. Koleksi ini mengusung tajuk PERENNIALS untuk musim semi/musim panas 2026, dengan menampilkan rangkaian busana dari siang hingga malam termasuk gaun pengantin.
Seluruh koleksi dibalut dalam estetika romantis dan feminin melalui siluet lembut yang anggun. Nama 'Perennials' sendiri melambangkan filosofi keberlanjutan, kelahiran kembali, serta keindahan abadi yang menjadi inti identitas brand milik Cinthia.
Penampilan berikutnya datang dari Jannice Marvellyn Wong dengan koleksi couture bertajuk “Iridescent”. Koleksi ini menghadirkan gaun-gaun mewah berdesain Wedding Ball Gown, dengan fokus pada struktur draping di bagian korset yang mewah dan rok penuh pettycoat.
Gaun-gaun tersebut menggunakan material mikado yang kokoh namun elegan, disempurnakan dengan aplikasi bunga tiga dimensi yang menambah kesan megah dan magis.
Baca juga:
Gandeng Indonesia Fashion Week, MICAM dan MIPEL Promosikan Inovasi Fesyen Kulit Italia di Pasar Asia
Sebagai penutup dari keseluruhan acara, koleksi dari Rei Nathaca tampil membawa tema ENIGMA, yang diartikulasikan melalui dua belas gaun perempuan bersiluet tajam namun tetap memberikan kesan mengalir.
Setiap gaun dirancang dengan detail menawan yang menyiratkan pesona tersembunyi. Koleksi ini seolah mengajak penonton untuk memahami bahwa keindahan sejati tidak selalu langsung terlihat—justru daya tariknya berasal dari misteri yang perlahan terungkap.
Secara keseluruhan, The Daughters of Eve menjadi ajang perayaan kreativitas dan eksplorasi desain dari delapan desainer berbakat yang menggabungkan keindahan, makna, dan emosi dalam satu rangkaian pertunjukan mode yang tak terlupakan. (Far)
Bagikan
Berita Terkait
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan

Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’

Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
