Desainer Issey Miyake Tutup Usia


Desainer Issey Miyake meninggal dunia pada usia 84 tahun setelah kanker hati yang diidapnya. (Unsplash/Waldermar Brandt)
BERITA duka datang dari dunia fesyen. Desainer Issey Miyake meninggal dunia. Dia meninggal dunia pada usia 84 tahun setelah kanker hati yang diidapnya. Melansir kantor berita Kyodo, Miyake meninggal pada 5 Agustus 2022 lalu.
Issey Miyake dikenal sebagai desainer dengan ciri khas gaya busana pleated (lipit) dan rapih. Dia juga juga dikenal karena turtleneck hitam yang jadi andalan sahabatnya, Steve Jobs, pendiri Apple.
Miyake yang tidak pernah bercita-cita sebagai desainer ini dikenal karena gaya busana yang praktis. Laman Reuters menyatakan bahwa sebenarnya Miyake ingin menjadi penari atau atlet, namun setelah ia membaca majalah mode milik saudarinya, pria yang lahir di Hirosima ini akhirnya banting setir untuk jadi seorang desainer.
Baca juga:

Miyake sering dipertanyakan soal bom atom karena ia lahir di Hirosima. Namun dia tak mau membicarakan masalah itu kembali. Bahkan kepada Barack Obama tahun 2009 lalu, ia mengatakan bahwa tidak ingin dicap sebagai "perancang yang selamat dari bom".
"Saat memejamkan mata, aku masih melihat hal-hal yang tidak seharusnya dialami oleh siapa pun," kata Miyake dalam suratnya. Ibunya meninggal tiga tahun setelah terpapar radiasi bom atom.
Miyake mencurahkan perhatiannya pada dunia fesyen untuk melupakan hal-hal buruk yang pernah dialaminya selama di Hiroshima. Setelah belajar desain grafis di Universitas Seni Tokyo, Miyake belajar desain pakaian di Paris. Ia bekerja dengan perancang busana terkenal Guy Laroche dan Hubert de Givenchy, sebelum menuju ke New York.
Pada tahun 1970 Miyake kembali ke Tokyo dan mendirikan Miyake Design Studio. Miyake berpartisipasi pada TORAY KNIT EXHIBITION untuk mempresentasikan karya busana yang bisa dipadu padankan untuk banyak kegiatan.
Pada akhir 1980-an, ia mengembangkan cara baru untuk melipat dengan membungkus kain di antara lapisan kertas dan memasukkannya ke dalam mesin press panas, dengan pakaian yang mempertahankan bentuk lipatannya. Diuji untuk kebebasan bergerak mereka pada penari, ini mengarah pada pengembangan gaya busana khasnya "Pleats, Please".
Baca juga:

Berbeda dari desainer lain, Miyake punya ketertarikan pada teknologi dan bagaimana dunia bisa berubah karena adanya teknologi yang hadir. Oleh karena itu, ia mengimplementasikan teknologi ke dalam desainnya, seperti menenun dengan teknologi komputer.
Ia mencoba mencari cara bagaimana metode tradisional bisa merespons kebutuhan di zaman modern. Dunia mulai mengakuinya ketika Miyake berhasil mengubah suatu hal yang terlihat kuno menjadi bernilai artistik tinggi, seperti sashiko embroidery dan leg-guard gaiters.
Ia mengembangkan lebih dari selusin lini mode mulai dari Issey Miyake--utamanya untuk pria dan wanita--, tas, jam tangan, dan wewangian sebelum pada akhirnya pensiun pada 1997 untuk mengabdikan dirinya pada penelitian. Sepanjang 1977-2019, banyak sekali penghargaan yang ia raih sebagai desainer yang jenius dan luar biasa.
Karya-karya Issey Miyake yang kreatif hingga kini masih menjadi perhatian dunia. Dalam setiap karyanya, ia mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, zaman dan juga lingkungan. Selamat jalan, Issey Miyake. (dgs)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal

Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025

UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara
