Dedi Mulyadi Disingkirkan, Pengamat Nilai DPP Golkar Khianati Kadernya


Dedi Mulyadi (ANTARA FOTO/Akbar Gumay)
MerahPutih.Com - Langkah DPP Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil menjadi bakal calon Gubernur 2018 rupanya tak berjalan mulus. Bahkan penunjukan tersebut akan menuai pro dan kontra kedepannya. Pasalnya DPP Partai Golkar lebih mementingkan orang diluar kader.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta Ujang Komarudin mengungkapkan bahwa DPP Partai Golkar sudah mengkhianati sistem pengaderan yang tengah mereka bangun selama ini. Tidak hanya itu, pada kasus tersebut telah terjadi pergeseran pengambilan keputusan di internal elite partai berlambang pohon beringin tersebut dari sistem pengaderan sebagai dasar, ke dalam gaya pragmatis.
Ada perubahan pengambilan kebijakan politik dikatakan Ujang, dahulu Golkar selalu prioritaskan kader sendiri.
“Salah satunya Yance, elektabilitasnya di Pilgub Jabar 2013 jauh dari menjanjikan. Karena elite Golkar dulu itu tidak tersandera kepentingan, maka Yance dicalonkan Golkar, sekarang keadaannya berbeda,” bebernya.
Ujang Komarudin yang juga merupakan Direktur Indonesia Political Review, terdapat pihak-pihak di luar partai yang tidak menginginkan Dedi Mulyadi maju dalam kontestasi lima tahunan tersebut.
"Implikasinya adalah perubahan orientasi dari kader menjadi nonkader, karena tekanan itu," ungkapnya.
Di tepi lain, posisi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi adalah bukan hanya sebagai kader, melainkan kader yang mampu menyelamatkan posisi Partai Golkar di Jawa Barat dari serangan isu nasional. Dibawah kepemimpinan Dedi ternyata Partai Golkar di Jawa Barat mampu menjaga tren kenaikan elektabilitas, berbeda dengan di daerah lain.
"Dedi Mulyadi dibesarkan Golkar dan menggunakan pengalaman politiknya untuk membesarkan Golkar di Jawa Barat. Kita tahu sendiri elektabilitas partai ini terjaga di Jawa Barat," tuturnya.
Ironisnya dilanjutkan Ujang, partai yang telah dibesarkannya itu kini malah berbalik menyakiti dirinya. Dengan demikian, kondisi ini secara psikologis membuat Dedi Mulyadi tidak betah tinggal di rumahnya sendiri.
"Golkar ini sudah menjadi rumah bagi Dedi Mulyadi. Tetapi melihat perkembangan yang saat ini terjadi, rumah itu sudah tidak membuatnya betah. Dedi kini tersakiti. Jangan lupa, dia punya kekuatan politik kader Golkar. Saya kira ini modal bagi Dedi untuk tetap maju, bisa dari PDIP atau Gerindra atau partai lainnya,” tegasnya.
Artikel ini ditulis berdasarkan laporan Yugie Prasetyo, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Bandung dan sekitarnya.
Ikuti berita-berita menarik lain seputar Pilgub Jabar dalam artikel: Tampil Berkerudung Merah, Istri Aher Minta Dukungan PDIP?
Bagikan
Berita Terkait
Lisa Mariana di Mabes Polri Bilang Terima Duit Banyak dari RK, KPK Janji Dalami Libatkan PPATK

Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk Timpa 31 Siswa, Dedi Mulyadi: Dipastikan Kualitas Pembangunannya Buruk

KPK Menduga Ridwan Kamil Terima Uang Dugaan Korupsi Bank BJB saat Jabat Gubernur Jawa Barat

Mobil Peninggalan BJ Habibie yang Dibeli Ridwan Kamil Belum Lunas, Berpotensi Dirampas Negara untuk Dilelang

KPK Buka Peluang Minta Keterangan Ridwan Kamil dalam Kasus Pengadaan Iklan di BJB

Mercy BJ Habibie Disita KPK, Ridwan Kamil Beli Dicicil Belum Lunas Masih Kurang Rp 1,3 Miliar

KPK Duga Ridwan Kamil Beli Mercy BJ Habibie Pakai Uang Korupsi Bank BJB

Dedi Mulyadi Janji Jadikan Adik Affan Kurniawan Anak Angkat dan Carikan Rumah untuk Keluarga

Ridwan Kamil Tolak Tes DNA Ulang, Hormati Hasil dari Pusdokkes Polri

Hari Ini Bareskrim Periksa Ridwan Kamil, Jatah Lisa Mariana Pekan Depan Habis Itu Gelar Perkara
