Dampak Ekonomi COVID-19 Selevel 'Great Depression', Krisis 98 Enggak Ada Apa-apanya

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Rabu, 15 April 2020
Dampak Ekonomi COVID-19 Selevel 'Great Depression', Krisis 98 Enggak Ada Apa-apanya

Pejalan kaki yang mengenakan masker pelindung wajah, setelah wabah Virus Corona, tercermin pada layar yang menampilkan harga saham di luar broker di Tokyo, Jepang. ANTARA/REUTERS/Issei Kato/am

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Merahputih.com - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira menyamakan krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 sama dengan krisis Depresi Besar atau Great Depression yang pernah melanda dunia pada tahun 1930-an.

"Jadi banyak yang keliru ada yang membandingkan krisis ekonomi akibat COVID-19 ini dengan krisis 2008 atau krisis moneter pada tahun 1998, dua krisis tersebut tidak ada apa-apanya karena Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO langsung menyimpulkan bahwa kondisi krisis ekonomi COVID-19 sekarang mirip dengan Great Depression atau Depresi Besar dunia pada tahun 1930-an," ujar Bhima dikutip Antara, Rabu (14/4).

Baca Juga:

Pandemi Wabah COVID-19, 27 Napi Rutan Surakarta Terima Asimilasi di Rumah

Menurut dia, WTO sendiri memperkirakan bahwa yang terjadi sekarang ini perdagangan internasional itu akan turun ke level dua persen sehingga dunia akan kembali masuk ke situasi krisis ekonomi global yang pernah terjadi pada tahun 1930-an.

"Bagaimana pemulihan krisis ekonomi ini ke depannya? Apakah pemulihan krisis ini akan mengikuti model V di mana kalau model ini perekonomian terjun bebas akibat krisis namun hanya butuh waktu singkat untuk tahap pemulihan kembali bangkit," jelas dia.

Lebih lanjut Bhima mengatakan bahwa dengan model pemulihan bentuk huruf V, diperkirakan dalam waktu satu atau dua tahun perekonomian bisa kembali pulih.

Pekerja melintas di depan layar informasi pergerakan harga saham di gedung  BEI, Jakarta, Selasa (31/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Pekerja melintas di depan layar informasi pergerakan harga saham di gedung BEI, Jakarta, Selasa (31/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

Selain itu terdapat lagi skenario pemulihan krisis ekonominya berbentuk huruf U, dan model pemulihan seperti ini sangat tidak diinginkan mengingat perekonomian terjun bebas akibat krisis namun sayangnya butuh waktu lama untuk kembali memulihkan perekonomian.

"Untuk kasus Indonesia jika kita ingin mengejar model pemulihan ekonomi bentuk huruf V, maka yang harus dilakukan penanganan kesehatan menjadi kunci di mana penanganan pandemi COVID-19 cepat selesai maka semakin cepat masyarakat kembali beraktivitas ekonomi secara normal dan perekonomian pun kembali pulih seperti semula," kata Bhima.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengajak 10 negara ASEAN ditambah Korea Selatan, Jepang dan China (ASEAN Plus 3) untuk membentuk Gugus Tugas khusus yang dapat memberikan rekomendasi kebijakan dalam menghadapi situasi pandemi seperti yang terjadi saat ini di kawasan karena penyebaran virus corona baru (COVID-19).

Baca Juga:

Ini Penjelasan Polisi Soal 300 Siswa Perwira yang Disebut Positif Corona

Presiden menyerukan agar negara-negara di kawasan termasuk tiga negara sahabat terus memperkuat koordinasi. Gugus Tugas di kawasan akan sangat bermanfaat jika suatu saat nanti kawasan menghadapi situasi pandemi dikarenakan wabah penyakit seperti saat ini.

Kepala Negara meyakini kerja sama ASEAN Plus 3 dapat mengatasi krisis di kawasan akibat pandemi COVID-19. Kerja sama di kawasan sangat penting untuk menciptakan resiliensi dalam kebijakan penanganan pandemi. (*)

#Virus Corona #Pasien Corona #Penyakit Corona
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Indonesia
Biaya Pasien COVID-19 Masih Ditanggung Pemerintah Meski PPKM Dicabut
Pemerintah secara resmi mengumumkan pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Mula Akmal - Jumat, 30 Desember 2022
Biaya Pasien COVID-19 Masih Ditanggung Pemerintah Meski PPKM Dicabut
Bagikan