Cuci Tangan Tak Boleh Asal-Asalan


Biodef Gelar Mom Gathering & Playdate untuk menyambut Hari Cuci Tangan Sedunia 2022. (Foto: Merahputih.com/Yosa Eka Damayanti)
BALON putih biru menghiasi Taman Ecopark Tebet, Sabtu (15/10). Tak jauh dari balon, berdiri sejumlah perempuan berbusana senada. Biru melambangkan air, sedangkan putih menyimbolkan kebersihan. Warna ini dipakai untuk memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia 2022 oleh Biodef, produsen sabun cuci tangan.
Bertepatan dengan Hari Cuci Tangan Sedunia 2022, Biodef juga menggelar acara Smart Mom Gathering and Playdate di Ecopark Tebet, Jakarta Selatan (15/10). Banyak ibu dan anak-anak turut berpartisipasi dalam acara ini untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan lebih mengenai cara cuci tangan.
Pentingnya cuci tangan kerap diabaikan orang. Beberapa orang memang menyadari pentingnya cuci tangan, tapi mereka melakukannya hanya dengan air. Ada pula yang melakukannya dengan air kobokan. Padahal cara seperti ini kurang ampuh melindungi diri dari berbagai macam virus dan bakteri. Tangan adalah pengantar yang baik bagi masuknya virus dan bakteri bagi tubuh. Karena itu, tangan perlu dicuci.
Baca juga:

Sejak pandemi COVID-19, cara cuci tangan yang benar mulai dikampanyekan. (Foto: Merahputih.com/Yosa Eka Damayanti)
Cuci tangan di air yang mengalir dengan sabun, menggunakan teknik serta durasi tertentu menjadi cara terbaik untuk mencegah virus dan bakteri masuk ke tubuh. Sejak pandemi COVID-19, cara cuci tangan yang benar mulai dikampanyekan. Cuci tangan dinilai sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan dan kebersihan. Lebih lagi untuk anak-anak yang tingkat kekebalan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
"Meskipun banyak virus yang hadir, sebagai manusia juga pastinya akan terus beraktivitas. Dengan begitu, hal yang bisa dilakukan yaitu selalu menjaga kesehatan dan kebersihan," ujar Khikin Indahsari, Group Head Personal Care PT Paragon Technology and Innovation.
Untuk menjaga kesehatan tubuh, cuci tangan perlu dilakukan anak-anak sehabis mereka melakukan berbagai hal yang terlihat kurang higienis. Misalnya bermain dengan anabul (anak bulu/hewan peliharaan), bermain pasir, bergulingan di tanah, dan sebagainya.
Peran orangtua menjadi sangat penting dalam membiasakan anak-anak mencuci tangan. Masalahnya tak semua anak mudah dipandu dan mencerna apa yang diberitahu oleh orang tua. Oleh karena itu, orangtua dituntut kreatif dalam menyampaikan pentingnya cuci tangan. Mereka juga harus memberi contoh bagi anak. Karena itu, mereka juga perlu terbiasa melakukan cuci tangan dengan benar.
Baca juga:
Lakukan cuci tangan minimal 40 detik. (Foto: Pexels/Ketur Subiyanto)
Orangtua juga menjadi wahana penyebaran efektif untuk membiasakan cara mencuci tangan yang benar, yaitu di air yang mengalir, menggunakan sabun, dan durasi tertentu. "Bagi yang cuci tangan masih dibawah 10 detik, sebaiknya cuci tangan dilakukan minimal selama 40 detik," ujar dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, M Kes, Dokter Anak dan Health Educator pada acara Biodef (15/10).
Meski begitu, penelitian membuktikan bahwa tak semua sabun cocok untuk semua jenis kulit anak dan nyaman digunakan oleh anak. Beralas pada penelitian tersebut, Biodef berupaya menghadirkan sabun cuci tangan yang aman bagi Si Kecil.
Biodef mengklaim perlindungan ekstra dari biodef untuk keluarga dapat mencapai 99.9% dalam membunuh kuman. Sabun menggunakan natural glycerin agar membantu kulit tetap lembab dan tidak kering. Sabun Biodef juga diklaim membantu mencegah kuman masuk kembali ke dalam kulit. Apabila kulit kering hingga menyerupai tembok yang retak, kuman bisa dengan mudah masuk ke kulit.
Jadi, mulai sekarang, jangan sepelekan cuci tangan dan juga pemilihan sabun untuknya. (yos)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Cuci Tangan Tak Boleh Asal-Asalan
