Cinta Mega Main Game saat Rapat Paripurna, Gembong: Gak Etis


Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. (Foto: MP/Asropih)
MerahPutih.com - Perilaku anggota DPRD DKI Jakarta Cinta Mega diduga main game saat rapat paripurna dinilai tidak pantas dan merusak citra legislator Ibu Kota.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gembong Warsono mengatakan, mestinya wakil rakyat memperhatikan rapat yang tengah berlangsung, bukan malah asyik main game.
"Kalau ditanya menurut saya ya gak etis, karena begini gak etis ya gak etis karena itu di paripurna," kata Gembong Warsono di Jakarta, yang dikutip Jumat (25/7).
Baca Juga:
Cinta Mega Akui Main Game Candy Crush sebelum Rapat Paripurna DPRD DKI
Terkait kasus ini, ucap Gembong, pihaknya langsung memanggil Cinta Mega untuk mengklarifikasi dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Dalam panggilan itu, Cinta beralibi bahwa dirinya hanya main game bukan judi slot, seperti yang berkembang di masyarakat.
"Tetapi saya panggil yang bersangkutan. Saya tanya tetapi memang jawabannya rasional karena informasi dari teman media mbak Cinta main slot?" urainya.
"'Enggak Mas, saya tuh main game karena tadi paripurna kan nunggu lama banget untuk menghilangkan kejenuhan saya main game', jawabannya seperti itu," ujar Gembong menyambungkan.

Kendati demikian, Sekretariat DPD PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa apa yang dilakukan Cinta Mega sungguh memalukan, karena main gawai ketika kegiatan resmi lembaga pemerintah.
"Saya langsung panggil dan meminta klarifikasi karena bagi saya gak etis, apa pun alasanmu gak etis namanya itu paripurna," paparnya.
Baca Juga:
Anggota DPRD DKI Ketahuan Main Game ketika Rapat Paripurna
Gembong berujar bahwa Cinta Mega sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf, lantaran sudah buat malu lembaga terhormat DPRD khususnya Fraksi PDI Perjuangan.
"Sudah mengakui gitu, 'Iya Mas maaf saat itu jenuh saya'," tuturnya.
Lebih lanjut, Gembong mengimbau kepada anggota parlemen Kebon Sirih terlebih Fraksi PDIP untuk tidak sibuk main gadget ketika rapat sedang berjalan.
"Iya ini kan akhirnya menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa yang namanya paripurna kita gak sembarangan kayak gitu," urainya.
"Soal etika kan kita hidup bersama-sama termasuk saya, semoga ini pertama dan terakhir untuk kita semua," lanjut Gembong. (Asp)
Baca Juga:
Anggota DPRD DKI Ungkap Temuan Baru Kasus Dugaan PPSU Dipaksa Utang ke Pinjol
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Tak Hanya DKI Jakarta, DPRD Se-Indonesia Bakal Audiensi ke Mendagri soal Tunjangan Perumahan

Pemerintah Mengesahkan Kepengurusan DPP PDIP 2025–2030 dalam Waktu Singkat

DPRD DKI Libatkan 15 Perguruan Tinggi Bahas Perda Kekhususan Jakarta

DPRD DKI Jakarta Ambil Langkah Cepat, Libatkan 15 Perguruan Tinggi dalam Pembahasan Maraton 15 Perda Kekhususan

Pembahasan APBD 2026 DKI Jakarta Ditunda, Menunggu Kepastian Dana Bagi Hasil dari Pemerintah Pusat

Rencana Pramono Anung Ubah Badan Hukum PAM Jaya Dapat Penolakan dari Legislator Kebon Sirih

Pimpinan DPRD DKI Sebut Penurunan Tunjangan Perumahan tak Bisa Sendiri, Harus Bersama Pusat

Budi Gunawan Kena Reshuffle, Ketua DPP PDIP: Hak Prerogatif Presiden Harus Dihormati

DPRD DKI Tak Mau Terburu-buru Ambil Keputusan Turunkan Tunjangan Rumah

Pramono Tanggapi soal Tunjangan Rumah Anggota DPRD DKI, Sebut Sudah Jalin Komunikasi
