Chuck Palahniuk Bercerita Soal Novel Terbarunya


Ide untuk membuat novel ini ia dapatkan pertama kali saat sedang berkendara melalui Burbank. (Foto: Instagram/@Chuckpalahniuk)
NOVEL ke-20 Chuck Palahniuk baru saja dirilis. Karya bertajuk Not Forever, But For Now itu adalah novel yang kelam dan rumit, bahkan bagi pengarangnya sendiri.
Dalam novel terbarunya, penulis Fight Club dan Choke itu menampilkan profil dua saudara laki-laki bernama Otto dan Cecil Welch. Mereka menghabiskan hari-harinya di sebuah rumah besar untuk melakukan tindakan seksual satu sama lain dan keduanya melakukan dan merencanakan pembunuhan.
Baca Juga:
Namun, kakek mereka berharap dapat merekrut mereka ke dalam bisnis keluarga yang mengubah jalannya sejarah melalui tindakan kekejaman seperti kematian Putri Diana dan peristiwa 9/11.
“Saya tidak pernah ingin bersikap politis secara terang-terangan, tetapi dalam kasus ini, saya ingin benar-benar melihat kekuasaan dan apakah generasi berikutnya akan bersedia untuk melakukan pembantaian massal dan pembunuhan yang dapat membuat kekuasaan itu tetap ada,” jelas Palahniuk kala ditanyai tentang apa yang membuatnya mengangkat topik semacam ini oleh Variety.
View this post on Instagram
“Jadi, saya hadirkan dua tokoh anak laki-laki ini. Mereka akan membunuh para pelayan, tapi apakah mereka akan pergi ke dunia dan membunuh banyak orang hanya untuk mempertahankan harakat martabat keluarga mereka?” lanjut Palahniuk.
Palahniuk memaparkan ide untuk membuat novel ini ia dapatkan pertama kali saat sedang berkendara melalui Burbank ke sebuah janji di bulan Desember. Kala itu, ia melewati halaman depan rumah seseorang yang sedang menyelenggarakan pertunjukan natal yang sangat besar.
Baca Juga:
Bergaya Manhwa, NCT 127 Rilis Novel Grafis ‘NCT 127: Limitless’
“Saya melihat pertunjukan Natal sangat besar yang menampilkan orang-orang bijak, domba, gembala, dan sebagainya. Mereka semua tergeletak begitu saja di halaman, dan pikiran pertamaku adalah seperti itulah rupa Jonestown, dan persamaannya begitu sempurna dalam pikiran saya, sehingga dari situlah saya memulai.”
View this post on Instagram
Ketika disinggung mengenai karyanya telah dilarang berkali-kali selama bertahun-tahun, Palahniuk mengungkap bahwa dirinya masih memiliki optimisme terhadap pandangan masyarakat kepada karya sastra yang menyinggung isu-isu cukup sensitif, meski ia merasa bahwa saat ini kita masih berada di titik terburuk.
“Sejak peristiwa 9/11, orang tidak lagi mendekati materi yang bersifat transgresif, dan penerbit tidak akan menyentuhnya. Jadi pelarangan sukarela atau pelarangan budaya semacam ini dimulai pada 12 September 2001. Jadi mungkin kita melihat yang terburuk sekarang, dan mungkin keadaannya menjadi lebih baik,” ungkapnya. (dsh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Edisi Kedua Novel Sapaan Sang Giri Gambarkan Kisah Hidup 2 budak Ayah-Anak Jawa di Afsel

Chuck Palahniuk Bercerita Soal Novel Terbarunya
