Chelsea Islan dan Mikha Tambayong Cerita Kesulitan Tampil di Teater 'Ariyah dari Jembatan Ancol'


Para pemain Ariyah dari Jembatan Ancol. (Foto: Titimangsa)
HANTU si Manis itu kembali. Kali ini tak lewat televisi, melainkan melalui teater. Rumah produksi teater Titimangsa menggelar pertunjukan perdana Ariyah dari Jembatan Ancol di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Rabu (26/7) malam.
Ariyah merupakan satu dari beragam versi cerita tutur masyarakat tentang Si Manis Jembatan Ancol. Kisah tersebut telah berkembang sejak abad ke-19. Melalui pementasan ini, penonton akan merasakan atmosfer mencekam dan mengenal lebih dekat sosok ikonik dari legenda urban Ariyah dari Jembatan Ancol.
Pertunjukan yang diambil dari kisah Si Manis Jembatan Ancol itu masih sama. Masih mengisahkan seorang gadis bernama Ariyah yang mati karena ketidakadilan. Namun, kini Ariyah dari Jembatan Ancol mengangkat sisi lain yang jauh dari sekadar hantu gentayangan jahat penyebab korban jiwa.
"Tidak hanya memberikan pengalaman batin, namun juga sensasi akan diterima indera penglihatan, pendengaran, dan aroma yang dimunculkan di area pertunjukan," kata Produser Ariyah dari Jembatan Ancol, Happy Salma, di hadapan para jurnalis di Tugu Kuntskring Palais, Jakarta Pusat (13/7).
Baca juga:
Ariyah Si Manis Jembatan Ancol Siap Teror Penonton Teater Jakarta
View this post on Instagram
Bertabur bintang, Ariyah dari Jembatan Ancol menampilkan sederet pelakon kondang Tanah Air seperti Chelsea Islan, Mikha Tambayong, Ario Bayu, Gusty Pratama, Lucky Moniaga, Ririn Ekawati, dan masih banyak lagi.
Bagi Aktris Chelsea Islan dan Mikha Tambayong, pertunjukan ini tak mudah. Mereka biasa tampil di depan kamera, kini harus tampil langsung di depan penonton. Dan keduanya punya perbedaan besar.
"Salah satunya tidak bisa mengulang ketika melakukan kesalahan," ujar Mikha, seperti dikutip Antara (27/7).
Perbedaan dari segi gestur pun terlihat jelas. "Ini kan kita enggak bisa ada take satu take dua atau take tiga, take satu semua dari awal sampai akhir,” tambah Mikha.
Mikha mengaku, dirinya, Chelsea, dan juga pelakon lain telah berlatih dengan matang agar tiap-tiap aspek pementasan terekam dengan baik dalam memori otot sehingga mampu berlaga dengan gestur dan skrip di luar kepala.
Baca juga:
Cerita Cindy Nirmala Syuting di Film Horor 'Mantra Surugana'
View this post on Instagram
“Nah itu kenapa persiapan kita harus sangat matang supaya udah jadi memori otot, jadi setiap kita naik ke atas panggung, dialog yang kita ucapkan, gerakan-gerakan blocking kita, semuanya sudah terlatih dengan baik,” imbuhnya.
Chelsea Islan mengungkap hal serupa. Ia dan para pemain lainnya telah berlatih keras selama hampir dua bulan. Ia sampai meriset soal dialek bahasa dan budaya Betawi demi menampilkan yang terbaik.
“Kami sudah berlatih hampir dua bulan dan selama kita berproses bersama, kita berkarya bersama, saling membantu ya, untuk dialek sendiri kita juga sama-sama saling riset juga,” kata aktris keturunan Amerika Serikat itu.
Selama dua hari, dia bersama Mikha dan tim Titimangsa akan mementaskan Ariyah dari Jembatan Ancol.
Chelsea meminta doa dari masyarakat agar pertunjukan itu berjalan dengan lancar. “Mohon doanya untuk dua hari ke depan,” imbuhnya. (dru)
Baca juga:
Derby Romero Belajar Hal Baru di Film 'Petualangan Sherina 2'
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad

Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta

Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'

Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik

Indonesia Kaya Tampil dengan Wajah Baru, Siap Jadi Platform Pioner Lestarikan Seni Pertunjukan Tanah Air yang Lebih Progresif dan Relevan

Panggung Musikal 'Keluarga Cemara' Siap Dipentaskan Kembali
Mengintip Rehearsal Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara di Ciputra Artpreneur

Bersama Fadli Zon, Megawati Hadiri Pertunjukan Teater Seni Musik Imam Al-Bukhari-Sukarno di GKJ

Ketika Romantika Diuji Prahara Politik Nasional Tersaji dalam Teater Musikal 'Mar'
