Cerita Sungai Sekonyer, dari Perjuangan hingga Makhluk Halus


Sungai Sekonyer (Foto: Instagram/tanjungputing/tenerifeandoporelmundo)
MENUJU Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Kalimantan Tengah, Anda akan menyusuri Sungai Sekonyer. Tak hanya TNTP, jalur ini pun menjadi tujuan wisata. Para wisatawan dapat menaiki kapal klotok, bahkan menginap di "rumah kapal" tersebut. Di balik keindahan dan keasriannya sebagai tempat wisata, Sekonyer menyimpan berbagai cerita kearifan lokal.
Kisah perjuangan
Cerita dari para tetua, jalur kapal-kapal klotok itu punya kisah heroik gerilyawan Indonesia melawan penjajahan Belanda. Desa Sekonyer yang berada di taman nasional itu pernah menjadi basis perjuangan rakyat Kotawaringin Barat, Kalteng, dengan pimpinan Panglima Utar.
Nama Sekonyer diambil dari nama Kapal Patroli Belanda Lonen Konyer yang karam di muara sungai. Kapal tersebut menjadi "korban" meriam para pejuang yang bersembunyi di balik rimbunnya pohon nipah. Saat itu, sekitar tahun 1948, Belanda memang berusaha menjajah kembali dengan menggempur basis-basis gerilyawan Indonesia.
Misteri bangkai kapal
Sekonyer kemudian dijadikan nama sungai, menggantikan Sungai Buaya. Sekaligus, dijadikan nama desa yang dulu berada di Kantor Resort Tanjung Harapan, TNTP. Suriansyah, Kepala Desa Sekonyer sejak November 2016 lalu mengungkapkan, ada kisah misteri seputar kapal sekonyer itu. Setelah peristiwa karamnya kapal Lonen Konyer, penduduk masih sering melihat bangkai kapal itu muncul.
Dukun setempat mengatakan, kapal itu dipeluk makhluk gaib, jika pelukan mereka melonggar, maka bangkai kapal itu akan terlihat. Penduduk memang tidak berani mendekat ke perairan sungai pada tahun itu. Bukan karena bangkai kapal, melainkan jumlah buaya muara yang mencapai ratusan ekor. Saat itu penduduk sudah jarang melihat bangkai kapal.
Penghuni taman nasional
Jantor, petugas di Resort Tanjung Harapan yang merupakan keturunan Dayak Barito, mengatakan kekuasaan makhluk halus tersebar di beberapa titik. Setiap pohon yang bercabang dua membentuk "Y" atau "L" diyakini ada penghuninya.
Wisatawan diminta untuk menjaga sikap dan tidak berkata sembarangan, apalagi menantang penghuni kawasan tersebut. "Jangan main pukul pohon yang ditemui dan kita harus sering mengucap permisi, apalagi kalau mau buang air kecil," ujar Jantor. Jika melihat buaya putih pun tidak boleh dikejar dan diganggu.
Suasana hutan belantara Sungai Sekonyer masih diminati wisatawan penyuka petualangan. Saat musim puncak kunjungan wisatawan asing, yaitu bulan Agustus-September, jumlah perahu klotok wisata yang memenuhi sungai mencapai 80-an. Tidak semuanya mampu bersandar persis di dermaga, sehingga ada yang bermalam di tempat lain, seperti di muara sungai dengan ribuan kunang-kunang muncul di malam hari. (*)
Sumber: ANTARA
Baca juga artikel cerita kearifan lokal lainnya di sini: Misteri Buaya Putih Dan Ular Bermustika Penunggu Situ Rawa Cipondoh.
Bagikan
Berita Terkait
Pemprov DKI Klaim Jumlah Sungai Tercemar Berat di Jakarta Turun Signifikan

Polda Kalteng Bakal Tindak Tegas Oknum Polisi yang Terlibat Narkoba

Lanting Berdarah: Detik-Detik Samsul Selamat dari Terkaman Buaya Saat Bersuci di Sungai

[HOAKS atau FAKTA]: Awan Jatuh di Tambang Adaro Kalimantan Tengah
![[HOAKS atau FAKTA]: Awan Jatuh di Tambang Adaro Kalimantan Tengah](https://img.merahputih.com/media/7d/6d/a1/7d6da125e71075474adabc82a8ce71c6_182x135.png)
Menilik Asal Usul Bahasa Banjar, Cara Bertutur Masyarakat Kalimantan Tengah dan Timur

Gerindra Bakal Sanksi Kader Boikot Pencalonan Agustiar Sabran di Pilkada Kalteng

Kunjungan Kerja di Kalimantan Tengah, Jokowi Bakal Berikan Bantuan Pompa Air hingga Cek Stok Beras

Sungai Bengawan Solo Tercemar Limbah Ciu, Warga Buru Ikan Mabuk

Hasil Normalisasi Sungai di Jakarta Dinilai Tidak Progresif
Citarum Harum masih Tersandung Kendala
