Cerita Dosen ASN, Mengajar 5 Tahun Tak Kunjung Dapat Tunjangan Kinerja


Demo di Patung Kuda. (Foto: MerahPutih.com/Kanu)
MerahPutih.com - Aliansi Dosen Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (Adaksi) menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, pada Senin (3/2).
Aksi ini bertujuan untuk menyuarakan tuntutan mereka terkait ketidakjelasan pemberian tunjangan kinerja (tukin) yang hingga kini belum mendapat kepastian dari pemerintah.
Para dosen meminta agar tukin dosen dibayarkan sejak 2020, mengingat sudah ada dasar hukum yang lengkap, termasuk Undang-Undang, Perpres, dan Peraturan Menteri yang mengatur hak tersebut.
Namun, sejak 2020 hingga 2024, hak mereka tidak diberikan, yang menjadi masalah besar di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim.
"Selama lima tahun, hak kami tidak diberikan. Ini adalah tuntutan pertama kami," ujar salah satu perwakilan dosen dalam aksi tersebut, Fatimah.
Baca juga:
Tuntutan lainnya, para dosen meminta agar tukin 2025 segera dibayarkan untuk semua dosen ASN Kemdiktisaintek, tanpa pengecualian. Baik dosen di PTN Satker, BLU, BHMN, maupun dosen PNS yang bertugas di perguruan tinggi swasta.
Fatimah juga menekankan pentingnya keadilan dalam pemberian tunjangan kinerja untuk semua dosen, termasuk yang telah mengabdi lama.
"Kami ingin semua dosen ASN Kemdiktisaintek mendapatkan hak yang sama tanpa diskriminasi. Sejak 11 tahun yang lalu, kami tidak diberi tahu tentang hak kami," tambahnya.
Baca juga:
Ratusan Dosen Demo di Istana Negara, Tuntut Pemerintah Bayar Tunjangan Kinerja
Selain itu, para dosen juga mendesak agar pemerintah segera membayar tukin dosen sejak 2020, dengan total yang bisa mencapai Rp 300 juta hingga Rp 1 miliar per dosen selama lima tahun terakhir.
Fatimah menyebutkan bahwa gaji pokok para dosen hanya sekitar Rp 3 juta, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tunjangan yang diterima dosen di kementerian lain, yang bisa mencapai Rp 4 juta hingga Rp 15 juta setiap bulan.
"Tukin dosen di kementerian lain sudah dibayarkan sejak 2011. Sedangkan kami, yang mengabdi di Kemdiktisaintek, tidak pernah mendapat hak tersebut," tambah Fatimah.
Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Adaksi Anggun Gunawan menjelaskan, Tukin for All menjadi slogan utama dalam aksi ini, yang menunjukkan komitmen para dosen untuk mendapatkan hak yang sama, tanpa diskriminasi.
“Perjuangan ini bukan hanya tentang uang, tetapi tentang martabat dunia akademik,” tutup Anggun. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Nepal Bergejolak, Mantan Ketua Mahkamah Agung Disebut-Sebut akan Pimpin Transisi Politik

Protes Gen Z di Nepal Lebih daripada Menentang Pemblokiran Media Sosial, Tantang Kesenjangan Sosial, Korupsi, dan Nepo Kids

Tentara Nepal Bergerak Pulihkan Ketertiban, Perintahkan Warga Tetap di Rumah

Gen Z Nepal Sebut Protes Telah Disusupi Kelompok Oportunis, Tentara Mulai Berpatroli di Jalanan

Situasi Nepal Kian Panas, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Setelah Rumahnya Dibakar Massa

19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur

PM Sharma Oli Mundur Setelah Demonstrasi yang Tewaskan Warga Nepal

Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang

Dijenguk Menko Yusril di Rutan Polda, Delpedro Marhaen Bersikukuh Tidak Bersalah

Menko Polkam Sjafrie Pastikan Indonesia Aman meski Masih Ada Demo
