Cara Mengatasi 'Learning Loss' karena Terlalu Lama Libur Panjang


Anak sudah terlalu lama melakukan pembelajaran secara daring. (Foto: Unsplash/Annie Spratt)
LIBUR panjang memang asyik untuk rehat sejenak dari segala aktivitas. Tapi bagaimana jadinya jika libur panjang ini justru membuat performa kita menurun karena terlalu lama tidak ‘bergerak?’
Pemerhati dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji membagikan sejumlah faktor terjadinya learning loss pada anak, terutama kini yang harus belajar dari rumah akibat pandemi COVID-19. Learning loss adalah istilah yang mengacu pada hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum maupun spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena suatu kondisi tertentu.
Kondisi tersebut antara lain adalah periode libur panjang pada kalender akademik, peristiwa putus sekolah karena kemiskinan, hingga ditutupnya sekolah tatap muka sebagai akibat dari pandemi. Alhasil, murid-murid pun harus melakukan pembelajaran jarak jauh.
Menurut Indra, kondisi learning loss sebenarnya tidak sepenuhnya terjadi karena pembelajaran jarak jauh atau karena tidak adanya pembelajaran tatap muka. Learning loss justru sering kali diakibatkan karena cara mengajar yang hanya dipindahkan dari dalam kelas dan diadopsi sepenuhnya ke pembelajaran daring.
Baca juga:
Belajar Melihat dan Memaksimalkan Peluang Usaha di Masa Pandemi

Di situasi ini, guru mendistribusikan informasi dan komunikasi hanya satu arah yang kemudian menyebabkan siswa cepat merasa bosan dan tidak semangat. Indra pun membagikan tips kepada para tenaga pelajar untuk menghindari learning loss pada siswa.
“Pertama, pendidik harus mempunyai growth mindset, yakni pemikiran yang bertumbuh dan berkembang sesuai keberlangsungan zaman. Sebagai contoh, pembelajaran daring yang dilakukan saat pandemi ini justru mempercepat pendidik dan siswa dalam menghadapi era digital yang perkembangannya kian cepat dari waktu ke waktu,” tuturnya.
Kedua, pendidik juga harus memahami Socio-Technical Knowledge Management pada era digital yang terdiri dari Infokultur, Infostruktur, dan Infrastruktur. Infokultur merupakan transfer informasi di era digital, salah satunya yang dikenal dengan istilah blended learning, yakni perpaduan antara manusia dengan teknologi.
Baca juga:
Belajar-Mengajar di Masa Pandemi, DPR Pertanyakan Peran Mendikbud Nadiem

Infostruktur berkaitan dengan hal-hal identitas lembaga di dunia maya, seperti alamat situs dan akun-akun sivitas yang berhubungan dengan nama domain lembaga. Selain domain, lembaga Pendidikan juga perlu menyiapkan aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran.
Sementara infrastruktur terkait dengan sarana dan prasarana, gawai, listrik, hingga internet yang merupakan aspek terpenting untuk mendukung keberlangsungan Pendidikan era digital.
Yang terakhir, pendidik mulai menerapkan kelas modern yang menggabungkan aspek asynchronous dan synchronous secara efektif. Pada tahap asynchronous, siswa mempelajari materi secara individu di luar kelas baik daring maupun luring. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
POCO F8 Ultra Sudah Raih Sertifikasi NBTC, Kemungkinan Debut Global dalam Waktu Dekat

Bocoran OPPO Reno 15 Pro Max Terungkap, Berikut Spesifikasi Lengkapnya!

DxOMark Sebut iPhone 17 Pro Punya Kamera Selfie Terbaik, Kalahkan Google dan Honor

Gubernur DKI Jakarta Pramono Bikin KJP Try Out, Bantu Pelajar Percaya Diri Masuk Perguruan Tinggi

Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

Presiden Tegaskan Pendidikan Anak sebagai Investasi Utama, Siapkan SMA Garuda dan Sekolah Terintegrasi

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Komisi X DPR Sebut Pendidikan Indonesia semakin Maju

Ini Alasan Gubernur Pramono Mau Pindahkan Kampus IKJ dari TIM ke Kota Tua

Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok
