Buntut Penyebaran COVID di Secapa AD, Gugus Tugas Ingatkan Hati-hati di Pendidikan Berbasis Asrama


Ketua Gugus Tugas, Doni Monardo di Istana Kepresidenan, Provinsi DKI Jakarta, Senin (29/6/2020). ANTARA/Humas setkab/Rahmat/pri. (ANTARA/Humas setkab/Rahmat)
MerahPutih.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyambut baik usulan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terkait tes swab massal bagi seluruh prajurit TNI.
Prabowo sebelumnya menilai tes massal perlu dilakukan agar penyebaran virus corona bisa terlacak di lingkungan TNI. Selain itu, prajurit TNI juga banyak yang terlibat langsung dalam penanganan COVID-19 di sejumlah tempat.
Baca Juga:
Tes swab sempat dilakukan beberapa kali kepada prajurit TNI. Namun, agar lebih terkontrol dan hasilnya maksimal, Prabowo meminta agar tes itu dilakukan secara berkesinambungan.
"Kewajiban TNI dites semua kita kembalikan ke pimpinan jajaran TNI. Kalau memiliki dukungan yang cukup sebaiknya dites," ujar Doni kepada wartawan usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/7).
Doni meminta agar kewajiban tes diprioritaskan di tempat-tempat pendidikan serupa Secapa maupun Pusdikpom. Sebab, tempat pendidikan dengan asrama sangat rawan dengan penularan.
Persebaran kasus di tempat pendidikan berasrama ini, kata Doni, juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
Selain di pendidikan TNI, Doni juga mengingatkan agar kegiatan di pesantren dilakukan dengan hati-hati.
"Ini juga diingatkan semua boarding school termasuk pesantren untuk hati-hati. Sekali lagi, hati-hati dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan berbasis asrama, karena kalau ada satu orang yang terpapar maka potensi terpapar yang lain sangat tinggi," katanya.

Doni juga memastikan, ke depannya tes COVJD-19 akan langsung menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) test.
“Demikain juga PCR test harus menjadi prioritas utama. Walaupun sudah ada ketentuan dari Menteri Kesehatan untuk dilakukan rapid test, tetap kita akan berupaya arahnya kedepan adalah untuk PCR Test,” kata Doni.
Dengan alasan tingkat keakuratan PCR test paling tinggi dibandingkan dengan hasil rapid test.
“Karena memang ini menjadi tingkat akuratnya paling bagus, paling tinggi,” ujar jenderal bintang tiga ini
Namun, dikarenakan penggunaan PCR test masih sangat terbatas, masih rata-rata menguji 15 ribu sampai 20 ribu spesimen per hari, maka untuk sementara ini pihaknya masih mengandalkan rapid test untuk tes COVID-19 bagi masyarakat.
“Tetapi selama PCR ini belum terpenuhi, maka jalan tengahnya untuk sementara dulu adalah rapid test,” ungkap Doni Monardo.
Baca Juga:
TNI Cek Ulang, 89 Personel Secapa AD Bandung Batal Positif COVID-19
Kemudian terkait langkah 3T (testing, tracing dan treatment) yang ditekankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam ratas hari ini, ditegaskan Doni Monardo tetap harus menjadi prioritas.
Khusus untuk testing dan tracing, tidak hanya dilakukan untuk ODP dan PDP, tetapi juga orang yang berpotensi orang tanpa gejala (OTG).
“Yang tentunya kalau positif harus betul-betul disiplin untuk melakukan karantina atau isolasi mandiri, termasuk juga karantina atau isolasi yang disiapkan oleh pemerintah di daerah,” jelas mantan Danjen Kopasuss ini. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Terawan Kenang Sosok Doni Monardo Berjibaku Tangani Awal Pandemi COVID-19

Kenangan Wapres Pada Mantan Kepala BNPB Doni Monardo

Mengenang Perjuangan Kasatgas Penanggulangan COVID-19 Doni Monardo

Doni Monardo Akan Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Meninggal Dunia Akibat Sakit

Kabar Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Meninggal Dunia Hoaks

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
