BSSN Koordinasi dengan Polri Terkait Dugaan Kebocoran Data Inafis
Ilustrasi (foto: Freepik)
Merahputih.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akhirnya angkat suara soal dugaan kebocoran data milik Indonesia Automatic Finger Indentification System (Inafis) Polri.
Menurut Kepala BSSN, Letjen TNI Hinsa Siburian, BSSN sudah berkoordinasi dengan Polri. Didapatkan fakta bahwa data tersebut merupakan data lama yang tidak terbarui.
"Ini sudah kami konfirmasi dengan kepolisian, bahwa itu adalah data-data lama mereka yang diperjualbelikan di dark web itu," kata Hinsa dikutip Antara, Selasa (25/6).
Hinsa menyakinkan bahwa sistem Polri saat ini tidak mengalami gangguan dan tetap berjalan dengan baik meski terdapat dugaan kebocoran data Inafis.
Baca juga:
Sistem BAIS Dikabarkan Diretas, Tim Siber TNI Tengah Mendalami
"Kami yakinkan bahwa sistem mereka berjalan dengan baik," ujar Hinsa.
Lebih lanjut, meski bertepatan dengan momen terjadinya serangan siber pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 namun BSSN memastikan dugaan kebocoran data Inafis tidak berkaitan dengan gangguan di PDNS 2.
Adapun informasi mengenai dugaan kebocoran data INAFIS pertama kali mencuat melalui platform media sosial X.
Salah satu akun X yang membahas dugaan kebocoran data Inafis itu ialah @FalconFeedsio. Dalam unggahan FalconFeedsio diketahui data Inafis tersebut dijual oleh peretas bernama MoonzHaxor di situs dark web BreachForums yang diduga terjadi pada Sabtu (22/6).
Baca juga:
Menkominfo Ungkap Peretas Server PDN Minta Tebusan USD 8 Juta
Secara singkat peretasan itu dijelaskan mengandung data-data sensitif seperti gambar sidik jari, alamat email, dan aplikasi SpringBoot dengan beberapa konfigurasi. Data tersebut dijual oleh MoonzHaxor seharga 1000 dolar AS (setara Rp16,3 juta).
Selain Inafis, terbaru FalconFeedsio juga menemukan bahwa peretas yang sama juga turut menjual data dari Badan Intelijen Strategis (BAIS).
Peretasan ini dinilai menjadi dugaan peretasan kedua yang dialami oleh BAIS setelah pada 2021 kondisi serupa pernah terjadi namun saat itu peretasan dilakukan oleh sekelompok peretas dari China.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Polri Kini Sudah Punya 672 SPPG, Paling Banyak Ada di Jawa Tengah
Ahli Gizi Sebut SPPG Polri Bisa Jadi Role Model Program MBG, Dinilai Bersih dan Higienis
Mabes Polri Sebut Oknum Polisi Rusak Citra Anggota Lain, Turunkan Tingkat Kepercayaan Rakyat
Peneror Bom Sekolah Internasional NJIS Kelapa Gading Minta Tebusan Bitcoin US$ 30 Ribu
DPR Minta Polri Tunjukkan Kinerja Transparan, Serta Dorong Model Pemberantasan Tambang Ilegal
DPR Desak Perlindungan Hukum dan Jaminan Kesejahteraan yang Mendesak Bagi Anggota Polri dalam Pembahasan RUU KUHAP
Komite Reformasi Polri Diharap Fokus pada HAM dan Akuntabilitas, Bukan Retorika Politik Semata
DPR Ungkap Polri Telah Miliki Lebih daripada 600 SPPG, Siap Sukseskan MBG
Akpol Resmi Luncurkan Siniar, Jadi Media Edukasi dan Keterbukaan
Ini nih, Poin Reformasi Kepolisian, Ada Kebebasan Berekspresi, Penyalahgunaan Wewenang, hingga HAM