BPBD Khawatirkan Banjir Bandang Periode Januari-Februari


Ilustrasi banjir bandang (Foto: Twitter @BNPB)
MerahPutih.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang selama Januari-Februari 2019.
"Curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir luapan Bengawan Solo, akan terjadi selama dasarian II Januari sampai Februari," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono di Bojonegoro, Rabu (26/12).
Menurutnya, sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, curah hujan tinggi di daerahnya akan terjadi memasuki dasarian II Januari berkisar 201-300 milimeter dan 301-400 milimeter.
Selain itu, memasuki Februari curah hujan berkisar 201-300-301-400 milimeter, dan berkisar 401-500 meter.
"Pada Januari dan Februari curah hujan dengan intensitas menengah sampai tinggi," ujarnya.
Menghadapi kemungkinan ancaman banjir selama musim hujan, menurut dia, BPBD sudah menyiapkan berbagai kebutuhan mulai perahu karet, terpal tenda pengungsi, juga berbagai kebutuhan lainnya termasuk 900 paket sembako pada 2019.
Namun, ia mengaku tidak bisa memprediksi kemungkinan banjir luapan Bengawan Solo di daerahnya hanya banjir biasa, sedang atau banjir besar.
"BPBD tidak bisa memprediksi besarnya banjir luapan Bengawan Solo," ujarnya.
Adapun ketika ditanya terkait banjir bandang di Kecamatan Sekar, Sumberrejo, dan Kepobaru, ia mengungkapkan hal tersebut terjadi akibat hujan deras yang terjadi kemarin.
"Di Desa Bobol, Kecamatan Sekar, banjir hanya berlangsung beberapa jam, kemudian surut. Tapi genangan air sekitar 50 centimeter merendam permukiman sejumlah rumah warga," ujarnya.

Karena itu, lanjut dia, BPBD akan segera mengirimkan 29 paket sembako bagi korban banjir bandang di Desa Bobol, Kecamatan Sekar.
Begitu pula secara bersamaan genangan air banjir juga merendam tanaman padi seluas 56 hektare di Desa Mejuwet, Kecamatan Sumberrejo, dan Desa Pohwates, Kecamatan Kepobaru, dengan usia sekitar 25 hari.
"Banjir juga merendam jalan poros kecamatan sepanjang 100 meter dengan ketinggian berkisar 10-30 sentimeter," kata Petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro.
Namun, ia mengaku belum tahu pasti curah hujan tinggi yang terjadi sehari lalu yang melanda sejumlah desa yang mengakibatkan banjir bandang.
"Kami belum memperoleh data besarnya curah hujan yang terjadi sehari lalu," ucapnya.
Bagikan
Berita Terkait
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Diminta Waspada Guguran Lava dan Awan Panas

Kekuatan Gempa Susulan Menurun, BPBD Minta Warga Nabire Jangan Panik

Pemerintah Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Canggih Berbasis Integrasi Data

Status Tanggap Darurat Bali Dicabut, BPBD Ingatkan Warga Tetap Waspada Bencana

Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali

Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga 21 September 2025, BBMKG Ungkap Penyebabnya

Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Sumatera Selatan 15-18 September, Waspada Potensi Banjir dan Tanah Longsor

Prabowo Langsung ke Bali dari Abu Dhabi, Dengarkan Curhat Korban Banjir

BPBD Bali Koreksi Korban Tewas Banjir Bandang Bukan 18 tapi 17 Orang

Satu Keluarga Korban Banjir Bali Diduga Terjebak Reruntuhan Rumah, SAR Terjunkan 2 Ekskavator
