Boikot Beberapa Menteri Keuangan di Pertemuan G20 Pada Rusia Telah Dimulai


Pertemuan G20. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral bertemu dalam konferensi semi-tahunan yang diadakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Washington, dengan topik utama perang Ukraina, ketahanan pangan, dan pemulihan berkelanjutan dari pandemi virus corona.
Namun, para pejabat tinggi keuangan dari Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada keluar dari pertemuan G20 pada Rabu (20/4), ketika perwakilan Rusia berbicara.
Baca Juga:
Dihadiri Rusia, Menkeu AS Pastikan Lewatkan Beberapa Pertemuan G20
Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak, yang mengungkap perpecahan semakin dalam atas kehadiran Rusia yang berkelanjutan di badan tersebut. Pejabat Ukraina yang hadir juga keluar dari pertemuan pejabat tinggi keuangan dari 20 ekonomi terbesar dunia.
"Sebelumnya perwakilan saya, bersama dengan rekan-rekan AS dan Kanada meninggalkan pertemuan G20 hari ini di Washington saat delegasi Rusia berbicara. Kami bersatu dalam kecaman kami atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia," kata Sunak di Twitter.
Wakil Menteri Keuangan Rusia Timur Maksimov menghadiri pertemuan tersebut secara langsung, sementara Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dan gubernur bank sentral Rusia bergabung secara virtual.
Kementerian keuangan Rusia tidak menyebutkan pemogokan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan. Kementerian mengutip Siluanov yang menyerukan G20 untuk tidak mempolitisasi dialog antara anggota dan menekankan bahwa pengelompokan itu selalu berfokus pada ekonomi fam mengeluhkan efek merusak dari sanksi Barat.
"Aspek lain dari krisis saat ini adalah merusak kepercayaan pada sistem moneter dan keuangan internasional yang ada. Keamanan cadangan internasional dan kemungkinan perdagangan bebas dan transaksi keuangan tidak lagi dijamin."
Dikutip Antara, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengatakan, Rusia harus disalahkan atas perlambatan pertumbuhan global, inflasi yang tinggi dan masalah rantai pasokan.
"Rusia harus diisolasi," katanya kepada wartawan.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, dia sangat tidak setuju dengan kehadiran seorang pejabat senior Rusia dalam pertemuan itu seraya menegaskan tidak ada business as usual bagi Rusia dalam ekonomi global.
Pesan Yallen ini diyakini ditujukan juga kepada Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati, yang saat ini pemerintahannya memimpin kelompok G20.
Yellen bergabung keluar dari pertemuan antara lain bersama gubernur bank Inggris Andrew Bailey dan Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland.
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mendesak Maksimov untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada Moskow, untuk mengakhiri perang di Ukraina, kata salah satu sumber.
Yellen berencana untuk memboikot dua sesi G20 tentang arsitektur keuangan internasional dan keuangan berkelanjutan. Meskipun pejabat Departemen Keuangan mengatakan, AS akan bergabung dalam diskusi tentang dampak perang Ukraina terhadap ekonomi global.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 ke-2 berharap Presidensi G20 Indonesia melahirkan solusi atas konflik antara Rusia dan Ukraina.
"Anggota meminta agar situasi geopolitik saat ini terutama terkait perang di Ukraina harus ditangani," katanya dalam konferensi pers FMCBG G20 Ke-2, Kamis (21/4).
Hal tersebut lantaran perkembangan lingkungan global sebenarnya memburuk dan berubah sangat cepat akibat pandemi yang belum berakhir ditambah dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.
Terlebih lagi, implikasi dari perang Rusia dan Ukraina masih sangat dinamis termasuk pada harga energi, pangan dan pupuk yang sangat meningkat.
Sri Mulyani menegaskan, Indonesia yang sedang menjabat sebagai Presidensi G20 dalam situasi yang sangat dinamis ini akan terus berkomunikasi dan berkonsultasi secara intensif dengan seluruh anggota G20.
"Karena tata kelola G20 sebenarnya didasarkan pada konsultasi sekaligus kerja sama," tegasnya. (*/Asp)
Baca Juga:
Indonesia-Kanada Komitmen Wujudkan Optimalisasi G20 di Tengah Situasi Sulit
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
