BNPB Fokus ke Tiga Gunung Berapi Ini Karena Sedang 'Aktif'

Arsip - Guguran lava pijar Gunung Merapi pada Siaga (level III) terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (12/12/2023). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Merahputih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan fokus dalam penanganan dan siaga darurat sejak akhir pekan kedua hingga awal pekan ketiga bulan Januari 2025 di tiga gunung yakni Gunung Ibu di Maluku Utara, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur, dan Gunung Merapi di Jawa Tengah.
Gunung Ibu kembali erupsi pada Sabtu (11/1) pukul 19.35 WIT. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 4.000 meter di atas puncak (5.325 MDPL) berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 28 mm dan durasi 3 menit 5 detik.
Pada saat terjadi erupsi, Gunung Ibu juga memuntahkan lontaran lava pijar kurang lebih 2 kilometer dari pusat kawah. Lontaran lava ini terlihat dengan mata telanjang berwarna merah menyala dan membumbung tinggi ke udara disertai suara gemuruh. Beruntung tidak ada korban jiwa atas kejadian ini.
Kondisi tersebut merupakan dampak positif setelah seluruh warga yang tinggal di sekitar Gunung Ibu mendapatkan pemahaman dari pemerintah daerah setempat untuk melakukan hal yang dianggap perlu yang merujuk kepada penyelamatan, evakuasi sementara, dan antisipasi dari dampak yang dapat ditimbulkan.
Gunung Ibu yang ditetapkan dalam Level III atau Siaga sejak pertengahan Mei 2024 terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya hingga hari ini. Warga sekitar maupun pendatang diharapkan dapat mematuhi rekomendasi dari PVMBG dan pemerintah daerah setempat.
Baca juga:
Setelah 3 Bulan Erupsi, Gunung Karangetang Turun Status ke Waspada
"Atas peristiwa itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolog memperluas radius rekomendasi yakni 4 kilometer dan 5,5 kilometer sektoral ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (13/1).
Selanjutnya, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih terus erupsi hingga hari ini. BNPB mengonfirmasi berdasarkan laporan evaluasi yang dirangkum sepekan terakhir sejak 1 Januari 2025, aktivitas erupsi gunungapi dengan ketinggian 1.584 MDPL ini telah terjadi enam kali. Di sisi lain gempa letusan juga terjadi enam kali, gempa hembusan 135 kali, gempa harmonik 99 kali, gempa low frekuensi delapan kali, gempa vulkanik dangkal empat kali, gempa vulkanik dalam 52 kali, gempa tektonik lokal sembilan kali, gempa tektonik jauh 48 kali.
Pengamatan visual selama periode tersebut menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami sedikit kenaikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 600-1.200 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 100-1.000 meter.
Berdasarkan pengamatan petugas pos pemantauan Gunung Lewotobi di Flores Timur, Menurut Abdul, juga terlihat api diam di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam hari pancaran warna merah di area puncak.
Baca juga:
"Terdapat endapan material lava serta material yang berpotensi menjadi lahar di area barat-barat laut dan utara-timur laut kawah Gunungapi Lewotobi Laki-laki," kata dia, seraya menambahkan bahwa dari hasil evaluasi tersebut maka masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki–laki maupun pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya - timur laut sejauh 6 kilometer.
Terakhir adalah Gunung Merapi yang berada di empat wilayah administrasi meliputi Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di DI Yogyakarta, juga masih ditetapkan dalam Level III atau Siaga sejak November 2020 dan sampai hari ini aktivitas vulkaniknya cukup tinggi.
Aktivitas erupsi Gunung Merapi yang masih cukup tinggi sampai awal 2025 menjadi catatan bagi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan pemerintah daerah, menyusul hujan di sekitar puncak kawah utama sering terjadi.
Dalam monitoring yang dilakukan BPPTKG dan disiarkan dalam forum Media Merapi, volume curah hujan di atas puncak bervariasi mulai dari 8 milimeter hingga di atas 100 milimeter. Adapun durasi curah hujan berkisar antara 60-180 menit.
Baca juga:
Kembali Erupsi, Gunung Semeru Luncurkan Letusan Setinggi 1200 Meter
Selain guguran lava panas, ia menyebutkan, potensi bahaya saat ini berupa awan panas dan banjir lahar hujan pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. Data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
"Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di areal gunung," ujar Abdul Muhari.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Gunung Ibu Erupsi Setinggi 700 Meter, PVMBG Naikkan Status Menjadi Waspada

Magma Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Bertumbuh, Erupsi Hampir Setiap Hari

Imbas Erupsi Lewotobi Laki-Laki, 8 Pesawat Batalkan Penerbangan ke Flores dan Lembata

Kondisi Terkini Setelah Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BPDB Lakukan Penyisiran Warga

Lewotobi Laki-Laki Erupsi lagi, Bandara El tari Batalkan 4 Rute Penerbangan

Cerah Bebas Abu Lewotobi, Bandara Lombok Tetap Batalkan Penerbangan Demi Keselamatan

Kementerian Sosial Kirimkan Bantuan Logistik Bagi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Rp 4,8 Miliar,

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Puluhan Penerbangan ke Bali Dibatalkan dan Sektor Pariwisata Terdampak

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Eksplosif, BNPB Fokus Evakuasi dan Penanganan Warga Terdampak

Suasana ‘Mencekam’ Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Muntahan Awan Panas, Hujan Batu hingga Pandangan Gelap
