BMKG Ungkap Penyebab Banjir Bandang di Malang dan NTT
Kondisi wilayah terdampak banjir bandang, di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Kamis (4/11/2021). (ANTARA/Vicki Febrianto)
MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir bandang di Alor Selatan, Nusa Tenggara Timur serta di Kota Batu, Jawa Timur secara umum dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem.
Kondisi cuaca di Alor menunjukkan bahwa bencana banjir bandang di wilayah tersebut pada 3 November 2021 dipicu curah hujan intensitas lebat-sangat lebat disertai kilat/petir.
"Dimana curah hujan terukur di sekitar Pailelang mencapai intensitas 103 mm dalam periode 24 jam," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangannya, Sabtu (6/11).
Baca Juga:
BPBD Sleman Siagakan 20 EWS di Titik Rawan Longsor dan Banjir
Kondisi cuaca ekstrem di Alor dipicu oleh pertumbuhan awan hujan jenis Cumulonimbus yang cukup intens dan merata, sehingga menimbulkan curah hujan sedang-lebat yang terjadi dalam durasi yang cukup lama.
Sementara curah hujan di Kota Batu pada 4 November 202, berkategori sangat lebat dengan intensitas curah hujan mencapai 80,3 mm yang terjadi sekitar dua jam. Analisis citra satelit dan radar cuaca menunjukkan adanya pertumbuhan awan hujan Cumulonimbus yang cukup intens dengan sebaran hujan potensi lebat hingga sangat lebat di wilayah Kota Batu.
Guswanto menambahkan curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia akan semakin meningkat di bulan November ini sejalan dengan menguatnya La Nina dan Monsun Asia. Hal tersebut berpotensi meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang.
Untuk itu BMKG terus mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang menuntut kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk masyarakat untuk menghadapi, mengurangi risiko bahkan sedapat mungkin mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi tersebut.
Baca Juga:
Banjir Bandang di Kota Batu, 1 Orang Meninggal, 21 Rumah Rusak
Ia mengatakan UPT BMKG Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur sebelumnya telah memberikan informasi peringatan dini terkait adanya potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di kedua provinsi tersebut.
"Diseminasi potensi cuaca ekstrem untuk wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur telah didiseminasikan sejak dua hari sebelumnya, kemudian diperkuat dengan informasi peringatan dini sejak 1-2 jam sebelum kejadian di dua wilayah tersebut. Koordinasi dan diseminasi kepada pemangku kepentingan terkait kebencanaan juga telah dilakukan oleh BMKG setempat," tuturnya. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Masyarakat Banten Diimbau Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi
Cuaca Ekstrem seperti Fenomena Hujan Es Masih Berpotensi Terjadi di Tangerang Raya Tiga Hari Ke Depan
Prakiraan BMKG: Hujan Akan Guyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia pada Sabtu, 1 November 2025, Termasuk di Pulau Jawa
Waspada, Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Sejumlah Pesisir Jakarta pada 3-12 November, Simak Sebabnya
Prakiraan BMKG: Hujan Disertai Petir Guyur Sebagian Besar Wilayah Jakarta pada Sabtu, 1 November 2025 Siang Hari
Fenomena Langka Hujan Es di Serpong Utara: Begini Penjelasan Ilmiahnya
Tidak Ada Korban Jiwa dalam Banjir Bandang di Banyuresmi Garut, BPBD Kerahkan Tim Gabungan Tanggulangi Dampak
Bibit Siklon Tropis 98W Sudah 'Gentayangan' di Utara Papua, Banjir Rob Mengintai Bangka Belitung Hingga Maluku, BMKG Minta Warga Segera Siaga.
Warga Banten Harus Waspada, Cuaca Ekstrem Bakal Melanda Sampai 31 Oktober 2025
Tanggul Sungai Gandam Jebol Picu Banjir Bandang di Pati, Sejumlah Desa Terendam