BMKG Prakirakan Musim Hujan Terjadi pada November Usai Kemarau
Tangkapan layar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers perkembangan El Nino diikuti di Jakarta, Selasa (6/6/2023). (ANTARA/Youtube BMKG)
MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan baru terjadi sekitar bulan November mendatang usai musim kemarau kering berkurang intensitasnya pada Oktober.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan puncak musim kemarau kering terjadi pada pertengahan Agustus hingga September dengan intensitas panas yang semakin meningkat.
Baca Juga:
BMKG Beberkan Wilayah Dilanda Kekeringan akibat Cuaca El Nino
"Nanti setelah masuk Oktober, mulai berkurang, berkurang tapi masih kering. Nah diprediksi hujan ini November," kata Dwikorita saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Dwi menjelaskan fenomena cuaca El Nino masih terjadi. Bahkan semakin memuncak pada Oktober-November. Di sisi lain, Indonesia diuntungkan dengan datangnya musim hujan mulai November.
Namun, lanjutnya, kondisi berbeda di kawasan Nusa Tenggara Barat dan Timur, serta Papua Selatan, yang diprediksi masih terjadi kemarau kering cukup kuat hingga awal Desember.
Oleh karena itu, kata dia, perlu diantisipasi terkait ketahanan pangan di wilayah tersebut karena mengeringnya sumber air.
"Memang kalau kita lihat di lapangan, sungai-sungai sudah kelihatan mulai mengering ya, bantarannya yang biasanya tertutup air sudah bisa untuk main sepak bola kali ya, karena sudah mulai mengering," kata Dwikorita.
Baca Juga:
BMKG Prakirakan Cuaca di Jakarta Berawan
Dengan musim kemarau kering yang masih terjadi hingga September ini, ia juga mengingatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pada Jumat (4/8) kawasan Hutan di Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami kebakaran dan api terlihat menjalar sehingga menimbulkan asap.
Dwikorita menjelaskan wilayah NTT dan NTB memang sudah tidak memiliki curah hujan, sehingga gesekan ranting pun dapat mengakibatkan terjadinya karhutla.
"Wilayah Nusa Tenggara Barat-Timur ini kalau di dalam peta sudah terlihat warnanya itu semakin hitam. Ini semakin kering, artinya curah hujannya ini sudah mendekati nol, sehingga secara alamiah pun anginnya kencang, gesekan ranting itu juga terbukti," katanya. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Hujan hingga Disertai Petir pada Jumat, 24 Oktober 2025
Air Hujan di Indonesia Terkontaminasi Mikroplastik Tertinggi di Kota Jakarta
Prakiraan BMKG: Sejumlah Kota Besar di Indonesia Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 23 Oktober, dengan Intensitas Ringan hingga Disertai Petir
BMKG Imbau Warga Pesisir Jakarta Waspada Banjir Rob hingga 28 Oktober
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Disertai Petir di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Rabu, 22 Oktober 2025, Waspada Juga Gelombang Tinggi dan Banjir Rob
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur 20-29 Oktober, Bisa Akibatkan Bencana Hidrometeorologi
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Sedang Guyur Jakarta pada Rabu, 22 Oktober 2025
Pemprov DKI Telusuri Temuan BRIN soal Kandungan Mikroplastik Berbahaya di Air Hujan Jakarta
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Sedang di Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Selasa, 21 Oktober 2025
Siklon Tropis Fengshen Turut Memengaruhi, Sulawesi Utara Akan Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 26 Oktober