BMKG: Jawa Barat dan Jawa Tengah Berpotensi Banjir Bandang


Rumah warga yang tertimbun material lumpur banjir bandang di Desa Wih Ni Durin, Kecamatan Syiah Utama, Bener Meriah, Sabtu (16/1/2021). ANTARA/HO-BPBD Bener Meriah
MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) ada sejumlah wilayah yang berpotensi banjir bandang. Perkiraan cuaca ekstrem itu terjadi Rabu (24/2) dan Kamis (25/2) besok.
"Potensi dampak dengan status siaga," ucap BMKG melalui keterangan tertulisnya, Rabu (24/2).
Baca Juga
Ketua DPRD DKI Minta Seluruh Lurah Turun ke Lapangan Tangani Banjir
Wilayah yang berpotensi banjir bandang yakni Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
Lebih lanjut, berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada Dasarian III atau sepuluh hari ke-3 di bulan Februari 2021.
"Yaitu sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah bagian utara, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian kecil Nusa Tenggara Barat, sebagian kecil Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua," lanjutnya.

Sedangkan untuk wilayah Jabodetabek, potensi cuaca ekstrem berdampak signifikan diprediksikan dapat terjadi mulai tanggal 24 sampai 27 Februari 2021.
Kejadian hujan di wilayah Jabodetabek pada periode tersebut perlu diwaspadai terutama pada malam dan dini hari menjelang pagi.
"Potensi distribusi hujan dapat terjadi secara merata," ungkap BMKG.
Dalam rangka mengantisipasi potensi dampak bencana banjir akibat cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, BMKG berperan aktif bersama BPPT, BNPB, TNI AU, Pemprov DKI dalam kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang sudah mulai dilakukan Hari Minggu, tanggal 21 Februari 2021.
Kegiatan posko TMC dilakukan secara terpusat di Bandara Halim Perdana Kusuma. Tim personil BMKG yang terlibat langsung dalam kegiatan posko tersebut bertugas memberikan informasi kondisi cuaca terupdate setiap saat yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penyemaian awan.
Kegiatan TMC dilakukan dengan cara melakukan penyemaian garam pada sel-sel awan hujan yang berada di atas Laut Jawa dan Selat Sunda, sehingga diharapakan proses kondensasi dapat berlangsung lebih cepat sehingga hujan dapat turun di Laut Jawa dan Selat Sunda sebelum masuk ke daratan. (Asp)
Baca Juga
Marinir Kawal Pengiriman 11 Truk Bantuan Korban Banjir Bandang di Bekasi dan Karawang
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Mayoritas Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan Hingga Sedang pada Senin (15/9)

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan Tebal dan Hujan pada Minggu (14/9)

Cuaca Jakarta 14 September 2025: Seluruh Wilayah Diprediksi Berawan, Ini Imbauan dari BMKG

Prabowo Langsung ke Bali dari Abu Dhabi, Dengarkan Curhat Korban Banjir

Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)

BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini

BPBD Bali Koreksi Korban Tewas Banjir Bandang Bukan 18 tapi 17 Orang

Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah

Satu Keluarga Korban Banjir Bali Diduga Terjebak Reruntuhan Rumah, SAR Terjunkan 2 Ekskavator
