BMKG dan BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca Nonstop di Jabodetabek Tekan Risiko Bencana

Frengky AruanFrengky Aruan - Jumat, 11 Juli 2025
BMKG dan BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca Nonstop di Jabodetabek Tekan Risiko Bencana

ilustrasi hujan.(foto: Merahputih.com/Didik Setiawan)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengintensifkan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk meminimalisir risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Hal ini dilakukan karena dalam beberapa hari terakhir hujan dengan intensitas ringan hingga lebat membasahi dan berdampak terhadap langsung pada kehidupan masyarakat.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan, OMC kali ini dilakukan selama 24 jam nonstop sejak 7 Juli 2025 langsung dari Pos Komando Operasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Kegiatan OMC ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam membangun kapasitas nasional modifikasi cuaca, melalui sinergi lintas lembaga serta pelibatan sektor swasta.

"Operasi ini bukan hanya bertujuan mencegah bencana, tetapi juga menekan eskalasi dampaknya dan mempercepat proses penanganan di lapangan. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan," kata Seto di Jakarta, Kamis (10/7).

Hingga 10 Juli 2025, telah dilakukan 18 sorti penerbangan oleh dua operator, yaitu PT Alkonost dan PT Makson. Operasi tersebut berhasil menyemai 12,4 ton Natrium Klorida (NaCl) dan 3,6 ton Kalsium Oksida (CaO) ke dalam sistem awan yang berpotensi memicu hujan ekstrem.

Baca juga:

Pramono Bakal Gelar Modifikasi Cuaca Kalau Intensitas Hujan Tinggi

Adapun pelaksanaan operasi sempat terkendala oleh cuaca buruk di sekitar bandara pada hari pertama, namun dapat segera diatasi melalui penambahan armada pesawat oleh BNPB. Sejak tanggal 8 Juli, operasi berjalan optimal dan mulai menunjukkan penurunan intensitas hujan di beberapa wilayah target, khususnya Jabodetabek.

"Modifikasi cuaca adalah upaya ilmiah berbasis data untuk meredam dampak cuaca ekstrem. Ini bukan lagi kegiatan eksperimental, tetapi bagian dari strategi nasional mitigasi bencana," ujarnya.

Di sisi lain, pelaksanaan OMC dilakukan berdasarkan pemodelan cuaca numerik dan prediksi atmosfer real-time yang diperbarui secara berkala oleh BMKG. Evaluasi harian dilakukan untuk menentukan efektivitas operasi, serta untuk memberikan masukan teknis kepada BNPB dalam merumuskan kebutuhan lanjutan.

BMKG menekankan pentingnya pemahaman karakteristik wilayah dalam mengantisipasi dampak hujan. Di daerah dengan sistem drainase dan resapan baik, hujan dengan intensitas tinggi dapat tertangani. Namun di wilayah urban seperti Jabodetabek, intensitas serupa dapat memicu banjir dalam waktu singkat.

Sementara itu, Direktur Operasi Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo mencatat pertumbuhan awan konvektif masih aktif terjadi, terutama pada sore hari, akibat kondisi atmosfer yang basah dan penguapan yang tinggi. Oleh karenanya, tim terus memantau secara visual maupun dengan radar pergerakan awan-awan tersebut, khususnya di wilayah utara Jawa seperti Jakarta, Karawang, dan Bekasi.

Baca juga:

Dedi Mulyadi Tak Terima Bogor Disalahkan Jadi Biang Kerok Banjir Jakarta

"Jika awan-awan berpotensi hujan terbentuk di atas laut dan terdeteksi bergerak ke daratan, penyemaian akan dilakukan di laut terlebih dahulu agar hujan turun sebelum mencapai wilayah padat penduduk," ujarnya.

Hari ini, kegiatan sorti tetap dijalankan dengan pendekatan adaptif, mengikuti dinamika atmosfer. BMKG juga mencatat bahwa mulai 12 Juli 2025 diprediksi akan terjadi peningkatan kembali potensi hujan, setelah tren penurunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Adapun seluruh pendanaan pelaksanaan OMC kali ini ditanggung oleh BNPB, sementara BMKG bertanggung jawab atas pemberian rekomendasi teknis, pendampingan ilmiah, serta pengawasan operasional di lapangan, untuk memastikan pelaksanaan berjalan akurat dan efektif.

Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto menjelaskan untuk mendukung proses OMC, BNPB memberikan dukungan dua unit pesawat. Kedua pesawat ini digunakan untuk menyemai awan oleh kru yang bertugas.

Sementara Kapusdatin BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah operasi kolaboratif. Pendanaan melalui BNPB, dan BMKG berperan dalam memberikan masukan dan rekomendasi teknis selama operasi.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan aktif mengakses informasi resmi. Dengan informasi yang akurat dan terkini, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mengambil langkah mitigasi mandiri secara tepat. (Asp)

#Operasi Modifikasi Cuaca #BNPB #BMKG
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Indonesia
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten
Cuaca ekstrem terbentuk disebabkan beberapa fenomena atmosfer
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten
Indonesia
Bali Dilanda Banjir, Denpasar Terparah: 5 Korban Meninggal, 2 Orang Hilang Masih dalam Pencarian
BNPB mencatat, hingga Rabu (10/9) malam, 202 kepala keluarga terdampak banjir di Bali.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
Bali Dilanda Banjir, Denpasar Terparah: 5 Korban Meninggal, 2 Orang Hilang Masih dalam Pencarian
Indonesia
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025
BMKG meminta untuk mewaspadai hujan disertai petir di Jakarta, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Banjarmasin, Nabire
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam
Untuk pagi hari, seluruh wilayah Jakarta dalam kondisi berawan tebal.
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam
Indonesia
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi
Hal ini tidak lepas dari prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di mana NTT masih akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi
Indonesia
Diharapkan Hujan Tidak seperti di Bali hingga Sebabkan Banjir, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca di Jawa Timur
BNPB fokus penanganan banjir di Bali, juga antisipasi dampak hujan lebat bergeser ke Pulau Jawa
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Diharapkan Hujan Tidak seperti di Bali hingga Sebabkan Banjir, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca di Jawa Timur
Indonesia
Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali
BMKG sebut hujan ekstrem di Bali dipicu fenomena gelombang ekuatorial Rossby.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 September 2025
Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hujan Akan Turun di Sebagian Besar Kota di Indonesia Termasuk Disertai Petir pada Rabu, 10 September, Waspada Gelombang Tinggi
Hujan lebat disertai petir diprakirakan terjadi di Bengkulu dan Pangkal Pinang.
Frengky Aruan - Rabu, 10 September 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Akan Turun di Sebagian Besar Kota di Indonesia Termasuk Disertai Petir pada Rabu, 10 September, Waspada Gelombang Tinggi
Indonesia
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Mulai Diguyur Hujan Rabu Siang
Pada pagi hari, cuaca berawan tebal terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.
Frengky Aruan - Rabu, 10 September 2025
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Mulai Diguyur Hujan Rabu Siang
Indonesia
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Ringan Selasa, 9 September 2025
Di Pulau Jawa,awan tebal diperkirakan terjadi di Surabaya, kemudian hujan ringan di Serang, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta, serta hujan sedang diperkirakan turun di Jakarta.
Frengky Aruan - Selasa, 09 September 2025
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Ringan Selasa, 9 September 2025
Bagikan