Bisnis Desa Wisata Membaik, Pemesanan Airbnb Capai Rekor Tertinggi


Secara keseluruhan, pemesanan Airbnb pada periode April-Juni naik 25 persen dari tahun lalu. (Foto: Unsplash/Andrea Davis)
HAMPIR 104 juta malam dan pengalaman wisata dipesan di platform pada periode April hingga Juni 2022, rekor tertinggi untuk Airbnb. Situs web penginapan itu mengatakan, bisnis wisata tetap menguat meskipun ada kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan kenaikan harga yang memukul rumah tangga.
Menginap jangka panjang terus menjadi jenis wisata yang tumbuh paling cepat, perubahan yang didorong oleh maraknya remote working. Namun, perjalanan internasional dan antarkota yang sempat tersendat juga telah pulih.
Menurut Airbnb, sekarang bisnis wisata tengah berada di puncak liburan musim panas. Mereka pun meyakinkan investor bahwa pihaknya siap untuk apa pun yang mungkin terjadi dan menghantam ekonomi.
Baca juga:

Faktanya, perlambatan ekonomi sebenarnya dapat membantu perusahaan, kata para eksekutif Airbnb. "Airbnb didirikan selama resesi, kami pikir banyak orang mungkin beralih menjadi hosting [menyewakan properti] lagi, jadi ini adalah peluang besar bagi kami," kata Brian Chesky kepala eksekutif Airbnb.
Secara keseluruhan, pemesanan Airbnb pada periode April-Juni naik 25 persen dari tahun lalu menjadi 103,7 juta dan naik 24 persen dari 2019. Harga yang lebih tinggi membantu mengangkat pendapatan perusahaan yang melonjak 58 persen dari tahun lalu menjadi USD 2,1 miliar atau sekitar Rp 31 triliun.
Hampir setengah dari pemesanan tersebut dengan jangka waktu seminggu atau lebih, jelas pihak Airbnb. Bisnis wisata terkuat tetap di Amerika Utara, di mana pemesanan naik 37 persen dibandingkan di 2019.
Sementara itu, pertumbuhan di Eropa masih tertinggal, padahal bisnis wisata telah pulih dari pandemi. Faktor yang memengaruhi antara lain akibat mata uang Pound yang melemah.
Baca juga:

Airbnb yang pada Mei 2022 mengumumkan bahwa mereka menarik diri dari Tiongkok itu mengatakan, permintaan tetap di bawah tingkat pra-pandemi di kawasan Asia Pasifik, karena pembatasan sosial akibat COVID-19 membuat turis di negara tirai bambu tidak bisa bepergian dari rumah.
Terlepas dari penghapusan daftar Tiongkok, Airbnb masih memiliki lebih dari 6 juta daftar aktif di platform. Chesky mengatakan, perusahaan sekarang telah mencapai pertumbuhan dan skala profitabilitas.
Dia mengatakan, perusahaan akan terus berinvestasi dalam bisnis, dan menghabiskan USD 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun untuk membeli sahamnya sendiri yang tahun ini telah jatuh. Menurut para eksekutif Airbnb, program pembelian kembali adalah tanda kepercayaan mereka terhadap masa depan perusahaan.
Di 2022, perusahaan itu telah melaporkan keuntungan USD 379 miliar USD atau sekitar Rp 5,6 kuadriliun dibandingkan dengan kerugian USD 68 miliar atau sekitar Rp 1 kuadriliun di tahun sebelumnya. (aru)
Baca juga:
Pesawat Ruang Angkasa dengan Jejak Karbon Netral Ramaikan Wisata Antariksa
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Tetap Terkoneksi selama Liburan, EZYM Perkenalkan eSIM yang Menjangkau 225 Negara

Dari Bali sampai Jepang, ini nih Rekomendasi Airbnb Unik yang Siap Bikin Liburan Kamu Berkesan

Jalan-Jalan Lihat Aqueduct di Spanyol, Pria ini Malah Tewas Terjatuh ke Saluran

Ledakan Wisatawan Mengancam Zen dalam Onsen di Penjuru Jepang

Finlandia Kembali Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia pada 2025, AS Catat Posisi Terendah

Time Out Rilis Daftar Kota Kuliner Terbaik di Dunia untuk 2025, Jakarta Masuk 10 Besar Loh

Pemerintahan Trump Pertimbangkan Larangan Perjalanan Baru untuk Puluhan Negara, Korut Salah Satunya

Jajal Petualangan Bahari nan Seru di Geraldton, Australia Barat, Surga bagi para Penyelam

Terjun ke Air Mancur Trevi di Roma, 3 Turis Selandia Baru Dilarang Seumur Hidup Masuk ke Destinasi Itu

Menikmati Musim Panas di Perth, dari Keindahan Senja di Swan River hingga Mencicip Kuliner di Pasar Lokal
