Biden Nyatakan AS Telah Sepenuhnya Hancurkan Senjata Kimia
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (ANTARA/HO-Kedubes AS di Jakarta)
MerahPutih.com - Amerika Serikat (AS) menyatakan memenuhi komitmen jangka panjang di bawah perjanjian internasional dalam pelucutan senjata kimia.
Presiden Joe Biden pada Jumat (7/7) mengatakan bahwa AS telah sepenuhnya menghancurkan persediaan senjata kimia.
"Hari ini, saya dengan bangga mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah dengan aman menghancurkan amunisi terakhir dalam persediaan itu -- membawa kita selangkah lebih dekat ke dunia yang bebas dari keseraman senjata kimia," kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Antara.
Baca Juga:
Joe Biden Singgung Legalisasi Senjata Api pada Hari Kemerdekaan
Biden mengatakan AS, salah satu negara yang menandatangani Konvensi Senjata Kimia 1997, akan memperbarui komitmennya untuk mencapai tujuan tersebut.
Konvensi Senjata Kimia (KSK) merupakan suatu perjanjian internasional di bidang pelucutan senjata yang melarang produksi, penimbunan, dan penggunaan senjata kimia. KSK mulai berlaku pada 1997.
Administrasi dari implementasi KSK dilakukan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang merupakan organisasi independen dan tidak berada di bawah naungan PBB. Hingga saat ini terdapat 193 negara pihak KSK.
Baca Juga:
Indonesia Kecam Serangan Militer Israel di Jenin
Lebih lanjut, Biden mengatakan bahwa ini menjadi momen pertama kali OPCW memberikan verifikasi penghancuran seluruh kategori senjata pemusnah massal yang dilaporkan. Biden memuji penyelesaian proses penghancuran senjata kimia di AS yang membutuhkan waktu lebih dari 30 tahun.
Dia mendesak Rusia dan Suriah untuk kembali mematuhi perjanjian dan mengakui program-programnya yang tidak dilaporkannya. Biden menuding kedua negara tersebut melakukan "kekejaman dan serangan yang keji."
OPCW mengatakan, telah memastikan penghancuran amunisi terakhir senjata kimia milik Amerika Serikat di sebuah fasilitas di Kentucky.
"Ini adalah langkah penting untuk mencapai misi organisasi untuk menghapuskan semua senjata kimia secara permanen," kata Direktur Jenderal OPCW Fernando Arias.
Senjata kimia terakhir yang dilaporkan AS di fasilitas itu adalah sejumlah roket yang diisi dengan agen saraf GB, yang juga dikenal sebagai sarin.
Roket tersebut telah ada sejak 1940-an. Adapun persediaan bahan kimia yang berada di AS mencapai lebih dari 30.000 ton pada akhir Perang Dingin. (*)
Baca Juga:
Di Bawah Rintik Hujan, PM Albanese Ajak Jokowi Berkeliling Admiralty House
Bagikan
Berita Terkait
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Bengkel Kebakaran, TransJakarta Koridor 13 Mampang-Ciledug Cuma Sampai Halte JORR Petukangan
PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert Usai Gagal Bawa Indonesia ke Piala Dunia 2026
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Joe Biden Terapi Radiasi & Hormon Lawan Kanker Prostat Agresif, Hasilnya Ada Harapan
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
Mal Ciplaz Klender Kebakaran, Api Berawal dari Korsleting di Restoran Solaria
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Diwarnai Kartu Merah, Timnas Indonesia Kalah 2-3 dari Arab Saudi
Timnas Arab Saudi Berbalik Unggul atas Indonesia di Babak Pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026