Bersiap Hadapi Gelombang Panas, Warga Tokyo Diminta Kurangi Pemakaian Listrik


Menyusul krisis pasokan listrik dan gelombang panas, warga diminta matikan lampu tetapi tetap menggunakan AC. (Foto: freepik/lifeforstock)
PEMERINTAH Jepang telah mendesak warga Tokyo dan daerah sekitarnya untuk mengurangi penggunaan listrik pada Senin (27/6), menyusul peringatan bahwa pasokan akan berkurang karena negara itu menghadapi gelombang panas.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang memperkirakan permintaan listrik akan meningkat pada siang hari. Dikatakan, mereka harus mematikan lampu yang tidak perlu tetapi tetap menggunakan AC untuk menghindari sengatan hawa panas.
Baca juga:

Selama berminggu-minggu, para pejabat di negara tersebut telah memperingatkan krisis listrik karena suhu meningkat. Selama akhir pekan kemarin, suhu di pusat Tokyo naik di atas 35 C, sementara kota Isesaki di barat laut ibu kota, mencapai rekor 40,2 C. Itu merupakan suhu tertinggi yang pernah tercatat di bulan Juni untuk Jepang.
Juni menandai awal musim panas di Jepang, dengan suhu biasanya tetap di bawah 30 C selama sebulan.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (26/6), kementerian tersebut mengatakan bahwa kelebihan kapasitas pembangkit listrik diperkirakan turun menjadi 3,7 persen pada Senin (27/6) sore di Tokyo dan delapan prefektur sekitarnya. Kelebihan itu melampaui buffer tiga persen yang diperlukan untuk catu daya yang stabil.
Baca juga:

Pemerintah Jepang meminta masyarakat untuk mematikan lampu yang tidak perlu selama tiga jam mulai pukul 15:00 waktu Tokyo sambil menggunakan AC dan hidrasi dengan benar selama jam-jam panas.
Meskipun penyedia listrik mengusahakan untuk meningkatkan pasokan, kementerian mengatakan situasinya tidak dapat diprediksi karena suhu naik. "Jika ada peningkatan permintaan dan masalah pasokan tiba-tiba, margin cadangan akan turun di bawah minimum yang dipersyaratkan tiga persen," jelas kementrian tersebut seperti diberitakan BBC (27/6).
Pasokan listrik Jepang telah diperketat sejak gempa bumi di wilayah timur laut pada Maret 2022 yang memaksa beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menangguhkan operasi. Para pejabat setempat juga telah menutup beberapa pabrik bahan bakar fosil yang menua dalam upaya untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
Isu-isu ini, bersama dengan lonjakan permintaan listrik, telah mengakibatkan masalah pasokan listrik. Awal Juni ini, pemerintah Jepang meminta rumah tangga dan perusahaan untuk menghemat listrik sebanyak mungkin selama musim panas.
Sementara itu, penyiaran publik Jepang NHK melaporkan bahwa 46 orang di Tokyo telah dibawa ke rumah sakit karena diduga terkena serangan panas, pada Minggu (26/6) sore. Dikatakan juga seorang pria berusia 94 tahun di kota Kawagoe, dekat Tokyo, diduga meninggal karena kondisi tersebut. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Kota di Jepang Usulkan Batasan Penggunaan Ponsel Dua Jam Sehari

Cuaca Panas Makin Ekstrem Sampai 50 Derajat Celsius, Produktivitas Pekerja Turun

Lirik Crystalline Echo dari TENBLANK Gambarkan Cinta dan Luka

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Grass Wonder Wafat di Usia 30, Kuda Ikonik di Balik Karakter Umamusume

Cuaca Panas, Negara-Negara Eropa Tutup PLTN, Harga Listrik Naik Tajam

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi

KBRI Tokyo Minta WNI di Jepang Siaga Tsunami, Penuhi Baterai Ponsel dan Siapkan Perlengkapan Darurat

[HOAKS atau FAKTA]: TKI di Jepang Masuk Daftar Hitam karena Meresahkan
![[HOAKS atau FAKTA]: TKI di Jepang Masuk Daftar Hitam karena Meresahkan](https://img.merahputih.com/media/84/01/00/8401004e3aaada6fd5c15cd1c1c2e1b9_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Jepang Bentuk Operasi Komando Tertibkan Warga Asing Gara-Gara Ulah WNI
![[HOAKS atau FAKTA]: Jepang Bentuk Operasi Komando Tertibkan Warga Asing Gara-Gara Ulah WNI](https://img.merahputih.com/media/8d/1a/d5/8d1ad515c4740de238cfb8b239724bd9_182x135.jpeg)