Bersiap Hadapi 4 Skenario Ancaman Tsunami Besar Samudera Hindia


Pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, rawan terjadi bencana alam tsunami yang dapat terjadi setiap saat. (ANTARA/Ahmad Fikri)
MerahPutih.com - Samudera Hindia terdiri dari dua zona subduksi yang dapat menyebabkan tsunami besar di seluruh dunia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia mengajak negara-negara di kawasan Samudera Hindia untuk memperkuat kerjasama secara berkelanjutan dalam menghadapi ancaman tsunami dahsyat tersebut.
Sebagai langkah awal, Indonesia bersama sejumlah negara di kawasan Samudera Hindia berkerja sama meningkatkan kesiap-siagaan masyarakat terhadap ancaman tsunami dengan membentuk Tsunami Ready Community.
Baca Juga:
Waspada, Gempa Bumi dan Tsunami di Pesisir Selatan Cianjur
Tsunami Ready Community adalah program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami berbasis pada 12 indikator aspek penilaian potensi bahaya (assessment), kesiapsiagaan (preparedness) dan respon yang telah ditetapkan UNESCO-IOC.
“Tsunami Aceh 2004 silam menjadi pelajaran bagi negara-negara di kawasan Samudera Hindia bahwa tsunami yang terjadi tiba-tiba berdampak fatal bagi negara-negara di kawasan tersebut dan menyebabkan banyak korban jiwa,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Senin (18/12).
Dwikorita mengatakan tahun 2023 ini, telah dilaksanakan Indian Ocean Wave Exercise 2023 (IOWave23) dengan empat skenario yakni pada 8, 11, 18, dan 25 Oktober 2023 lalu. Untuk pertama kalinya, diputuskan untuk melakukan simulasi tsunami non-seismik yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi selama latihan IOWave.
Empat skenario tersebut masing-masing yaitu Skenario Palung Andaman mulai pukul 04:00 UTC pada hari Rabu, 4 Oktober 2023: Gempa bumi berkekuatan ~9 SR di lepas pantai barat Kepulauan Nicobar, India.
Kedua, skenario Palung Makran mulai pukul 06:00 UTC pada hari Rabu 11 Oktober 2023: Gempa berkekuatan ~9 SR di Samudra Hindia Barat Laut.
Skenario ketiga, Pulau Heard mulai pukul 06:00 UTC (letusan pukul 05:00 UTC) pada hari Rabu 18 Oktober 2023: Letusan gunung berapi di Wilayah Kepulauan Kerguelen di Samudera Selatan.
Terakhir, skenario keempat Palung Jawa mulai pukul 02:00 UTC pada hari Rabu 25 Oktober 2023: Gempa bumi berkekuatan ~9 SR di selatan Jawa, Indonesia.
Ada tujuh Negara Anggota melakukan latihan evakuasi dengan partisipasi sekitar 45 ribu orang. Latihan evakuasi ini melibatkan masyarakat, pria, wanita, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.
“Latihan ini agar pemerintah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait lebih terampil, cekatan, tidak canggung, dan tidak panik saat tsunami terjadi, serta tahu apa yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi gempabumi dan tsunami,” tutup Dwikorita. (Knu)
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Gunung Krakatau Meletus, BMKG Peringatkan Potensi Tsunami Besar
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Topan Super Ragasa Mengamuk di Hong Kong, Ratusan Pohon Tumbang, Atap Beterbangan, Kota Lumpuh

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Berulang, Masyarakat di Radius 6 Km Diminta Segera Mengungsi

Topan Super Ragasa Terjang Filipina, Berpotensi Katastrofik dengan Ribuan Orang Dievakuasi

53 Rumah di Kabupaten Madiun Rusak karena Puting Beliung, Tidak Ada Korban Jiwa yang Dilaporkan

Semburan Abu Tebal Gunung Semeru Setinggi 700 Meter, Pahami Zona Merah untuk Hindari Awan Panas dan Lahar Hujan

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erups, Beberapa Desa Terancam Banjir Lahar Hujan

Gempa Nabire Papua M 6,6 Sebabkan Jaringan Telekomunikasi Terputus dan Objek Vital Rusak

BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat ke Nabire, Tangani Dampak dan Kerusakan Akibat Gempa

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Seluruh Jaringan Komunikasi Terputus

Hujan Deras di Puncak Gunung Semeru Picu Banjir Lahar Selama 2,5 Jam, Waspada Potensi Awan Panas Hingga Radius 13 Kilometer
