Bersama Kemendikbud dan Best of Indonesia, Edward Hutabarat Kibarkan ‘Selimut Nusantara’ di Louvre, Prancis


Kemendibudristek dan Best of Indonesia tampilkan Edward Hutabarat di ajang L'Indonésie au Carrousel du Louvre, Paris, Prancis.(foto: Merahputih.com/Dwi Astarini)
SEORANG model pria dalam balutan wastra berwarna hitam memasuki Orchid Room, Palm Court Restaurant di Four Seasons Hotel, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (16/11). Wastra nan unik tersebut disampirkan di pundak, melingkari pundak sang model. Seakan-akan, wastra tersebut menyelimuti tubuhnya, membuatnya hangat. “Wastra ini bukan dari Sumba. Ini punya Belu. Nanti marah Belu kalau saya bilang ini punya Sumba,” kata desainer ternama Edward Hutabarat menjelaskan wastra nan dikenakan sang model.
Kain tradisi dari Belu tersebut jadi satu dari 20 kain yang akan ia pamerkan di ajang L'Indonésie au Carrousel du Louvre. Ajang yang diinisiasi Best of Indonesia berkolaborasi bersama maestro adibusana Indonesia Edward Hutabarat serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) itu menghadirkan pameran foto bertajuk Borobudur dan wastra tenun Indonesia, Selimut Nusantara, di Carrousel du Louvre, Paris, Prancis, dari 28 November 2023 hingga 8 Januari 2024. Pameran wastra Selimut Nusantara akan menghadirkan kain-kain tradisi dari Sumba, Timor (NTT), Bali, Sumbawa (NTB), Ulos dari Samosir, dan songket dari Sumatra. “Kain ini saya buat pada 2011. Celana ini lurik Klaten, tekniknya karung, tapi benangnya saya ganti dengan 100 persen istimewa,” imbuh Edo.
BACA JUGA:
Bagi Edo, karya yang ia bawa ke Prancis bukanlah fesyen, melainkan sebuah peradaban. Sandang, pangan, dan papan, menurutnya, merupakan bagian dari peradaban itu sendiri. “Wastra inilah bagian dari sandang,” imbunya.

Selimut Nusantara adalah koleksi selimut yang ditenun dan terbuat 100 persen dari bahan alami. “Selimut seperti ini telah digunakan dalam upacara adat di Sumba selama ratusan tahun, jadi saya mengubahnya menjadi karya global. Pameran ini di Paris merupakan kali pertama karya ini dipamerkan kepada publik," jelasnya.
Kesempatan berkibar di Prancis didapat Edo berkat pameran Kabakil di Candi Borobudur yang ia gelar pada 2022. Pameran itu memberikan kesan positif bagi pejabat Carrousel du Louvre. Itulah yang memicu undangan bagi Edo untuk memamerkan karyanya di pameran Carrousel du Louvre tahun ini. Pihak Carrousel du Louvre kemudian menghubungi Best of Indonesia (BOI). Sebagai perusahaan media promosi digital global dengan misi untuk meningkatkan visibilitas jenama dan talenta terbaik Indonesia yang berbasis di Prancis, BOI dengan senang hati menyambut permintaan tersebut. “Edward Hutabarat amat pas mewakili talenta Indonesia yang sangat berbakat,” jelas perwakilan untuk Best of Indonesia di Jakarta Luthfi Hasan saat berbicara di kesempatan yang sama.
BACA JUGA:
Penggagas Best of Indonesia Nina Hanafi dalam keterangan tertulis mengatakan pameran L'Indonésie au Carrousel du Louvre merupakan pameran terbesar dengan durasi terlama di Paris yang fokus pada Indonesia. Dengan begitu, ajang ini akan memberikan dampak pada citra dan visibilitas jenama dan talenta terbaik Indonesia di komunitas internasional. Lewat program debut ini, menurutnya, Best of Indonesia ingin mengambil peran strategis lewat kolaborasi sinergis sebagai disruptive digital platform yang mampu menjembatani berbagai produk, jenama, dan talenta terbaik Indonesia lewat ikhtiar kurasi cermat dan jejaring global untuk menghadirkan ‘permata’ ini di panggung internasional, sekaligus membuka kesempatan bisnis yang lebih luas.

karya Edward Hutabarat.(foto: dok Edward Hutabarat)
"Saya bangga dan sangat senang diundang oleh Carrousel du Louvre untuk memamerkan karya saya di tempat yang sangat bersejarah di Paris. Buat saya, ini keberuntungan. Terima kasih Kemendikbudristek yang telah memberikan dukungan serta Best of Indonesia yang menjadi jembatan emas buat saya,” kata Edward Hutabarat.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid, Ph.D mengatakan ajang ini sesuai dengan upaya pemerintah untuk membangun citra Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya. Hilmar menegaskan dunia perlu lebih tahu tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia serta kreativitasnya. “Saya pikir karya Edward Hutabarat sangat mewakili misi itu,” katanya.

L'Indonésie au Carrousel du Louvre akan dibuka pada 28 November. Diperkirakan, 700 ribu orang akan melihat pameran tersebut setiap hari. “Fashion show saya digelar di piramida terbalik ikonis Louvre,” kata Edo. Diva internasional asal Indonesia, Anggun, akan bernyanyi di acara tersebut.
“Inilah peradaban yang akan saya bawa ke Prancis. Saya ingin dunia tahu bahwa UMKM Indonesia is fire,” tutup Edo.(dwi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan

Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’

Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
