Bentrokan Antar Petani di Lahan HGU PT RNI, Legislator Demokrat: Nasi Sudah jadi Bubur
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron. (MP/Mauritz)
MerahPutih.com - Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron menyampaikan rasa keprihatinannya atas sengketa lahan tebu di kawasan HGU PT RNI di Jatitujuh Kabupaten Majalengka pada Senin (4/10) yang menyebabkan dua orang meninggal dunia.
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan konflik di lahan HGU PT RNI (persero) telah lama berlangsung dan pihaknya sudah beberapa kali memfasilitasi pertemuan dengan Kementrian Kehutanan sebagai pemilik lahan dan PT RNI (Persero) sebagai pemilik HGU kebun tebu ini. Namun sayangnya, persoalan tidak pernah selesai.
"Saya turut prihatin dengan terjadinya bentrok antar petani di wilayah HGU PT. RNI (persero). Saya juga turut berbela sungkawa atas korban jiwa petani meninggal dua orang, seraya mengajak mari kita dudukan sengketa lahan ini dengan musyawarah dan mengedepankan kebersamaan," ujar Herman, Rabu (6/10).
Baca Juga:
Genjot Program Petani Milenial, RK Ingin Warga Raih Rezeki Kota dan Bisnis Mendunia
Pria yang akrab disapa Hero ini menambahkan Direksi PT RNI tidak pernah mendudukkan persoalan ini dengan baik, bahkan selalu dengan cara-cara pendekatan aparat. Ia meyakini, jika PT RNI serius menangani konflik pertanahan ini, dapat selesai secara baik dan dibangun sinergi saling menguntungkan antara BUMN dan warga sekitar.
"Nasi sudah jadi bubur, bentrok yang terjadi beberapa hari lalu ini telah menelan korban jiwa, dan jika tidak diselesaikan secara komprehensif akan terus terjadi konflik yang berkepanjangan, dan merugikan harmonisasi antar warga," ujar dia.
Ia berharap polisi dapat menegakan hukum seadil-adilnya, memproses yang menyebabkan terjadinya dua warga meninggal, dan membebaskan warga yang tidak bersalah. "Aparat kepolisian tidak perlu represif, tegakan saja hukum seadil-adilnya," tambahnya.
Sementara itu terkait dengan salah seorang anggota DPRD Kabupaten Indramayu dari Demokrat berinisial T, Hero yakin T tidak terlibat dalam bentrokan tersebut. "Saya kenal T sejak menjabat kepala desa dulu, aktif membela warga," jelas Hero.
Baca Juga:
Sempat Terhambat Pandemi, Petani Sleman Kembali Ekspor Salak
Menurut Hero, ia sudah beberapa kali memfasilitasi pertemuan dengan para pejabat negara terkait dengan kawasan hutan di selatan Indramayu, T selalu menyampaikan bahwa sejarahnya bahwa kawasan itu adalah kawasan hutan, dan warga berkeinginan mengembalikannya menjadi kawasan hutan sebagai penyangga kehidupan masyarakat.
"Karena kehadiran RNI di kawasan itu tidak kunjung memberi kesejahteraan bagi warga sekitar HGU," pungkas Hero. (Mauritz/Jawa Barat)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
KAI Commuter Siapkan Gerbong Khusus untuk Petani dan Pedagang di Rute Merak - Rangkasbitung
Menteri Amran Klaim Petani Muda Hasilkan Pendapatan Rp 20 Juta Per Bulan
Anak Petani Raih Gelar Doktor Disertasi Kupas Sistem Aplikasi SRIKANDI DPR
Audiensi Petani dengan DPR dan Pemerintah Bahas Reforma Agraria
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Hari Tani Nasional, Komisi IV DPR Desak Pemerintah Harus Siapkan Peta Jalan Pertanian Indonesia
Hari Tani Nasional 24 September: Ketahui Sejarah, Makna, hingga Ironinya di 2025
Mentan Ogah Kompromi ke Pelaku Praktik Curang Beras dan Pupuk, Sangat Rugikan Petani
Kereta Khusus Pedagang dan Petani Segera Meluncur, Jam Operasional Sedang Dikaji
Kesejahteraan Petani Tidak Terpengaruh Penurunan Harga Beras Menurut Menteri Pertanian