Begini Dampak Oplos BBM Ron 90 Dijual Serasa Ron 92, Masyarakat Diminta Tidak Khawatir


Iustrasi SPBU (Foto: Pertamina)
MerahPutih.com - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, blending dalam BBM adalah proses wajar di tengah isu BBM oplosan. Masyarakat diminta tidak meragukan kualitas BBM Pertamina, sebab BUMN migas tersebut tidak mungkin mencampur BBM dengan spek berbeda.
Pakar konversi energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dan meragukan kualitas bahan bakar minyak (BBM) produksi Pertamina, seperti pertamax.
"Pertamina selalu menguji kualitas BBM-nya, baik melalui Lemigas maupun ITB. Jadi, tak perlu khawatir. Pertamina selalu menjaga kualitas sesuai standar Ditjen Migas,” katanya melalui sambungan telepon, di Jakarta, Minggu (2/3).
Pengujian yang dilakukan, salah satunya pada pertamax melalui standar ASTM D6201 untuk mengetahui apakah deposit yang akan ditimbulkan BBM tersebut banyak atau sedikit, sehingga mampu mencegah kerak mesin.
Baca juga:
Kasus Oplosan BBM Bikin Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Cek BBM Secara Sampling, Hasilnya?
Pengujian oleh ITB tidak dilakukan di kampus, tetapi di Laboratorium Surveyor Indonesia. Di situ juga diaturlah kadar aditif yang harus dilarutkan, karena ada spesifikasi internasional yang membatasi jumlah kerak dalam mesin tidak boleh lebih dari 50 miligram per katup mesin.
Aditif yang ditambahkan ke dalam BBM tidak bisa mengubah angka research octane number (RON) dan volume BBM, sebab sifatnya hanya untuk memperbaiki BBM itu dan tidak mengubah massa jenis, RON, viscositas dari BBM, dan sebagainya
"Penambahan aditif justru untuk mencegah timbulnya kerak, korosi, dan asam di dalam mesin, sehingga performa mesin sangat baik. Aditif Pertatec yang ditambahkan itu fungsinya adalah sebagai deterjen,” kata Tri.
Deterjen tersebut, bukan sabun yang dimasukkan ke dalam bahan bakar, tetapi zat yang berfungsi menjaga kebersihan mesin yang dilewati bahan bakar. Sedangkan fungsi kedua, adalah dispersan yaitu memecah kontaminan yang terbawa bahan bakar ke dalam mesin untuk mencegah proses korosi.
Ketiga, adalah fungsi demulsifier. Artinya mencegah terbentuknya emulsi, yaitu reaksi antara bahan bakar dengan air.
Fungsi selanjutnya, sebagai antioksidan agar bahan bakar itu tidak mudah teroksidasi dan berubah menjadi kontaminan di dalam bahan bakarnya.
"Sebab, zat hidrokarbon seperti BBM kalau teroksidasi akan berubah sifat menjadi asam. Hal itu bisa merusak mesin yang terbuat dari logam," katanya lagi.
Masyarakat termasuk pemakai pertamax, tidak perlu khawatir. Pengguna kendaraan yang terbiasa memakai pertamax, tentu merasakan jika BBM yang digunakan ternyata dengan RON 90 tarikan menjadi berat dan lebih boros akibat banyaknya kerak di dalam mesin. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kementerian ESDM Minta Shell dan BP Kirim Data Spesifikasi BBM untuk Diolah dan Diserahkan ke Pertamina

KPPU Selidiki Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Panggil Pertamina Hingga SPBU Swasta

Bahan Bakar di SPBU Shell dan BP Langka, Kualitas BBM Pertamina Justru Jadi Sorotan

ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong

KPK Periksa Eks Direktur Keuangan Telkom terkait Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina

Stok BBM di SPBU Shell Kembali Langka, Belum Tahu Kosong Sampai Kapan

Gas Elpiji 3 Kg di Sragen Kembali Langka, Pertamina Tambah Pasokan 112 Persen

GIIAS 2025 Ramai Pengunjung Tapi Penjualan Turun, Pemerintah Diminta Percepat Infrastruktur BEV dan Beri Insentif LCGC

Bahaya Tersembunyi di Balik Bensin Tercampur Solar, Siap-Siap Kantong Jebol
