Bawa Kabur Uang dalam Lukisan, Seniman Denmark Pamerkan Kanvas Kosong


(cover) Seniman asal Denmark bawa kabur uang yang seharusnya dipakai untuk membuat karya seni lalu malah mengirimkan dua kanvas kosong. (Foto Kunsten Museum of Modern Art)
JENS Haaning bisa dibilang gila atau terlampau jenius. Ketika diminta Kunsten Museum of Modern Art untuk mereproduksi dua karya yang mewakili gaji tahunan di Denmark dan Austria, Haaning malah membawa kabur uang yang ada dalam karya seni itu kemudian mengirimkan dua kanvas kosong. Ia bahkan menyebut aksinya sebagai karya seni konseptual.
Pengunjung yang mendatangi Kunsten Museum di Aalborg, Denmark, kebingungan. Alih-alih melihat sebuah karya seni bertema Work It Out, mereka malah dihadapkan dengan kanvas kosong berwarna putih dengan judul Take the Money and Run. Bukan sekadar nama, Haaning selaku artis di baliknya benar-benar mengambil uang yang dipinjamkan museum sejumlah USD 84 ribu atau sekitar Rp1,2 miliar dan kabur.
BACA JUGA:
5 Lukisan Legendaris Ini Paling Banyak Menarik Perhatian Dunia, Apa Istimewanya?
Uang pinjaman itu seharusnya ditempel pada kanvas dan kemudian dipajang dalam pameran. Kemudian sesuai dengan kontrak, uangnya akan dikembalikan saat pameran berakhir pada Januari 2022. Namun, dua hari sebelum pembukaan, Haaning mengirimkan e-mail dan mengatakan bahwa ia tidak akan menunjukkan karya yang sudah disepakati sebelumnya. Bukan omong kosong, Haaning benar-benar hanya mengirimkan dua kanvas putih bersih tanpa uang selembar pun.

Menanggapi hal tersebut, direktur museum Lasse Andersson malah tertawa. "Dia membuat staf kuratorial saya gelisah dan dia juga membuat saya sedikit tergugah, tapi saya juga tertawa karena itu benar-benar lucu," kata Andersson pada 'BBC'. Meski begitu, Andersson mengatakan bahwa itu adalah uang museum dan Haaning harus mengembalikannya pada 16 Januari 2022 sesuai kontrak.
Namun, seniman berusia 56 tahun itu kukuh mau menyimpan uangnya. "Tidak, uangnya tidak perlu dikembalikan. Inti karyanya adalah saya mengambil uang mereka," ucap Haaning saat diwawancarai radio P1 Morgen. Ia mengatakan bahwa 'Take The Money and Run' merupakan protes terhadap upah rendah dan kondisi kerja di dunia seni. Menurut Haaning, museum memberinya bayar sebesar 25.000 krone Denmark (Rp 55,6 juta) untuk dua karyanya. Jumlah yang sama menurutnya akan dibutuhkan untuk membuat ulang karya-karya tersebut. Jadi dengan kata lain, ia baru saja mencapai titik impas.

Tak hanya mengambil uang, ia bahkan mendorong orang untuk melakukan hal yang sama. "Saya mendorong pekerja lain yang memiliki kondisi mengerikan seperti saya untuk melakukan hal yang sama. Jika anda melakukan pekerjaan buru dan tidak dibayar dan sebenarnya diminta untuk membayar untuk bekerja maka ambil apa yang kamu bisa dan kalahkan," tuturnya.
Kira-kira nih, Haaning bakal mengembalikan uang itu atau tidak ya? Jawaban baru diketahui di Januari 2022. (sam)
Bagikan
Berita Terkait
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan

ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer

Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi

Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN

Menilik Pameran Seni Rupa Bertajuk Beyond Imagination di Gedung JDC Jakarta
