Banyak Warga Penerima Dana PKH Keluhkan Potongan untuk Pendamping


Penyerahan dana Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial (MP/Yugi Prasetyo)
MerahPutih.Com - Dana Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterima warga ternyata jumlah tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan Kementerian Sosial.
Di sejumlah daerah penerima dana PKH mengeluhkan besarnya potongan untuk pendamping dengan alasan yang tidak jelas.
Beragam dalih dibalik potongan dana PKH, mulai dari biaya transpor hingga keperluan administrasi. Keluhan terhadap potongan dana tersebut telah berulang kali disampaikan namun tak kunjung ditanggapi.
Contohnya yang terjadi di Jawa Barat. Tokoh masyarakat Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Odang Hidayat mengeluhkan potongan dana PKH yang menyebabkan warga tidak bisa menerima sesuai jumlah yang ditentukan pemerintah.
"Kalau hanya sekedar uang lelah, mungkin penerima manfaat tidak akan diberatkan, namun ada yang mematok mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu dari setiap orang penerima," kata Odang Hidayat tokoh masyarakat Kecamatan Gekbrong pada wartawan, Jumat (22/2).

Odang lebih lanjut menjelaskan, hal tersebut sangat merugikan dan memberatkan penerima manfaat yang selama ini berharap banyak dari uang puluhan ribu tersebut, sedangkan pendamping yang sudah jelas memiliki pendapatan jelas masih melakukan pemotongan.
Sementara sepuluh orang kepala desa di Kecamatan Sukaluyu, melaporkan pemotongan yang dilakukan pendamping PKH yang banyak dikeluhkan warga penerima manfaat langsung ke Camat Sukaluyu beberapa hari yang lalu.
Camat Sukaluyu, Agus Supiandi sebagaimana dilansir Antara mengatakan kedatangan kades itu, untuk menyampaikan keluhan warga terkait pemotongan yang dilakukan pendamping PKH yang selama ini memegang kartu untuk pencairan bantuan dari pemerintah pusat untuk warga tidak mampu.
Pemerintahan desa tidak memiliki data lengkap penerima PKH, terlebih pendamping PKH tidak pernah berkoordinasi berkaitan warga desa yang menerima, anehnya penerima tidak memegang kartu yang seharusnya dimiliki," katanya.
Pihaknya akan melakukan pemanggilan semua pendamping PKH se-Kecamatan Sukaluyu untuk mendapatkan penjelaskan terkait prosedur dan kinerja pendamping saat melakukan pencairan.
"Semua pendamping tingkat desa termasuk Koordinator PKH Kecamatan Sukaluyu, akan kami undang untuk konfirmasi bagaimana mekanisme kerjanya bagaimana dan SOP sesuai tidak, termasuk berkoordinasi dengan Dinsos Cianjur," pungkas Agus Supiandi.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: PWI Cirebon Sesalkan Intimidasi, Persekusi dan Kekerasan Terhadap Wartawan Dalam Aksi Munajat 212
Bagikan
Berita Terkait
Digitalisasi Bantuan Sosial Diujicoba di Banyuwangi, Jika Sukses Negara Bakal Hemat Rp 14 Triliun

Digitalisasi Bansos Diklaim Bakal Kurangi 34 juta orang miskin, Data BPS Orang Miskin 23,85 juta Orang

Pemprov DKI Cairkan KLJ, KAJ, dan KPDJ Agustus 2025, Sasar 165.375 Penerima

Kerugian Dugaan Korupsi Distribusi Bansos Capai Rp 200 Miliar, Staf Ahli Menteri Diduga Terlibat

600 Ribu Penerima Bansos Ternyata Pemain Judi Online, Jutaan Bantuan Salah Sasaran?

Modus Transaksi Judol Penerima Bansos Terbanyak Pakai Aplikasi Dana, Sisanya BCA dan 3 Bank BUMN

Transaksi Judol Penerima Bansos Capai Rp 542,5 M, Terbanyak dari Warga Jabar

Pegang data PPATK, Mensos Coret 228 Ribu Nama Penerima Bansos Pemilik Rekening Anomali

Banyak Penerima Bansos Punya Saldo Bank Rp 50 Juta Lebih, Validasi Data Kemensos Dipertanyakan

Saat Cairkan Bantuan Sosial Bermasalah, Ini Yang Harus Dilakukan
