Bangkit dari Keterpurukan, Kisah Inspiratif Nikki Hind Desainer Tunanetra Australia


Nikki kehilangan penglihatan di mata sebelah kirinya dari lahir dan menjadi lebih parah pascamelahirkan. (Foto: Instagram/@nikkihind)
NIKKI Hind punya kepercayaan sebagai seorang desainer difabel. Dia tunanetra, tapi yakin bahwa seseorang dapat mencapai apa pun dalam hidup selama tahu cara bagaimana menggunakan kelebihannya di balik kekurangannya.
Nikki tanamkan kuat kepercayaan ini dalam dirinya. Hasilnya, dia menjadi perancang busana tunanetra pertama di Australia yang baru saja memperkenalkan koleksi busana pertamanya di Melbourne Fashion Week 2019.
“Desain fesyen menghubungkan aku kembali dengan bagian terbaik dari dirikum merasa mampu, punya tujuan, kesenangan, kegembiraan, ambisi, dan optimisme,” kata Nikki dalam www.visionaustralia.org.
Nikki mulai kehilangan penglihatannya ketika hamil pertama, sekira 14 tahun yang lalu. Ini menyebabkan dirinya mengalami stroke dan kehilangan 50% kemampuan melihat.
Baca juga:
Sebenarnya Nikki sudah mengalami kebutaan pada mata kirinya sejak lahir. Namun, stroke memperparahnya. Dia jadi tak bisa melihat dengan dua matanya secara permanen.
“Sebelum kehamilan, aku bekerja di bagian hubungan masyarakat dan manajemen acara, itu merupakan kejutan besar kehilangan penglihatan sambil belajar menjadi seorang ibu,” kata Nikki.
Nikki melanjutkan, “Fokusku adalah pada si Kecil dan baru sekira 10 tahun kemudian aku memiliki kesempatan untuk memikirkan bagaimana kehilangan penglihatan ternyata dapat memengaruhi kesempatan kerja.”
Kehilangan dua penglihatan bukan pengalaman mudah bagi siapapun, termasuk untuk Nikki. Dia merasa terisolasi dan cemas terus menerus.
Nikki juga mulai menghadapi kesulitan secara finansial sembari memiliki buah hati. Setelah sekian lama terpuruk, akhirnya Nikki mulai menemukan secercah harapan.
Nikki tidak punya niat untuk tetap hancur. Jadi dia memutuskan untuk meraih mimpi dengan sesuatu yang inspiratif dan kreatif.
“Desain fesyen selalu menjadi tempat yang membuat aku bahagia dan kreatif. Saat masih remaja, aku biasa berbaring di lantai dan menonton acara penghargaan, dengan buku sketsa dan pensil, memimpikan penghargaan desain untuk aku sendiri.”
Baca juga:
Akhirnya, Nikki memutuskan mendaftar di kursus TAFE desain mode untuk mempelajari keterampilan yang dia butuhkan demi mewujudkan desainnya. Koleksi pertamanya menjadi lahirnya Blind Grit.
Blind Grit adalah pakaian olahraga inspirasional yang diciptakan oleh orang-orang yang ingin menaklukan tantangan dan siap menghadapinya.
“Blind Grit menghargai kualitas yang dibutuhkan untuk hidup dengan disabilitas dan melewati masa sulit setelah mengalami trauma. Ini adalah penghormatan kepada manusia yang memiliki ketahanan luar biasa dan mampu bertahan di luar zona nyaman yang seringkali dianggap sepele oleh orang lain," ujar Nikki.
Setiap orang yang bekerja di Blind Grit mulai dari fotografer, desainer grafis, hingga penata rias adalah orang-orang yang hidup dengan disabilitas atau selamat dari trauma.
"Aku ingin mengubah persepsi dan mengubah citra mereka yang hidup dengan disabilitas dan selamat dari trauma,” ungkap Nikki.
Nikki kini aktif dalam mendorong orang memaksimalkan potensinya daripada sibuk melihat kekurangan dirinya. (kmp)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet

Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki

Pertama Kali di Jakarta, Ada Toko Mandiri Indogrosir Khusus Difabel

Bank Jakarta dan Indogrosir Resmikan Toko Mandiri Difabel, Bantu Bangun Ekosistem UMKM

Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal

4 Permintaan Koalisi Nasional Organisasi Disabilitas Dalam Revisi KUHAP

Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025

UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal
