Headline

Bak Berbalas Pantun, Giliran Rusia Segera Usir Para Diplomat Inggris

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 16 Maret 2018
Bak Berbalas Pantun, Giliran Rusia Segera Usir Para Diplomat Inggris

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson berada bersama rekannya Menlu Rusia Sergei Lavrov (kanan) saat bertemu, di Moskow, Rusia (ANTARA FOTO/REUTERS/Stefan Rousseau/Pool)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Kematian agen ganda Russia dan Inggris menyebabkan ketegangan diplomatik antara kedua negara. Membalas tindakan Perdana Menteri Inggris yang mengusir 23 diplomat Rusia, sekarang giliran negeri tirai besi itu segera mendepak para diplomat Inggris.

Aksi bak berbalas pantun di bidang diplomatik tersebut menempatkan hubungan Rusia dan Inggris jatuh ke titik terendah sejak Perang Dingin berakhir.

Serangan racun syaraf yang berujung kematian terhadap seorang agen ganda membuat PM Theresa May murka. Apalagi penggunaan senjata racun syaraf merupakan yang pertama kali terjadi sejak Perang Dunia Kedua. May menyalahkan Moskow serta memberikan tenggat satu minggu bagi 23 warga Rusia untuk keluar dari Inggris.

Theresa May bahkan menuduh Kremlin menempatkan 23 agen rahasia yang berkedok diplomat di Kedutaan Rusia di London.

Rusia telah membantah memiliki keterlibatan apa pun dan bahkan melemparkan dugaan bahwa London telah mengarang serangan itu sebagai upaya untuk membangkitkan histeria anti-Rusia.

Ketika ditanya oleh seorang wartawan Reuters di ibu kota negara Kazakhstan apakah Rusia berencana mengusir diplomat Inggris dari Moskow, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tersenyum dan mengatakan, "Tentu saja kami (akan melakukannya)." Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia kemungkinan akan mengumumkan tanggapannya dalam waktu dekat.

Inggris, Amerika Serikat, Jerman dan Prancis pada Kamis mendesak Rusia untuk mengeluarkan penjelasan soal serangan tersebut. Presiden AS Donald Trump mengatakan tampaknya Rusia berada di balik serangan.

Kanselir Jerman Angela Merkel sebagaimana dilansir Antara dari Reuters mengatakan pertemuan puncak Uni Eropa pekan depan akan membahas masalah itu guna mencari kejelasan.

Rusia telah menolak permintaan Inggris untuk menjelaskan bagaimana Novichok, racun saraf yang dikembangkan oleh militer Soviet, sampai bisa digunakan untuk melumpuhkan Sergi Skripal (66 tahun) dan putrinya, Yulia (33 tahun), di kota Inggris selatan, Salisbury.

Inggris telah menulis surat kepada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia di Den Haag untuk mendapatkan verifikasi independen soal racun tersebut.

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia bertugas memantau kepatuhan pelaksanaan perjanjian global yang melarang penggunaan senjata kimia.

Skripal adalah mantan kolonel lembaga intelijen Rusia, GRU, yang menghianati puluhan agen Rusia untuk intelijen Inggris.

Ia dan putrinya masih berada dalam kondisi kritis sejak 4 Maret, ketika mereka ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah bangku.

Seorang polisi Inggris juga terkena racun ketika mendatang mereka untuk memberikan bantuan. Polisi tersebut berada dalam keadaan kritis namun stabil.

Para menteri Inggris dan Rusia telah saling melancarkan penghinaan sementara duta besar Rusia mengatakan London sedang berupaya mengalihkan perhatian dari berbagai kesulitan yang dihadapinya dalam menjalani proses pemisahan Inggris dari Uni Eropa.(*)

#PM Theresa May #Rusia #PM Inggris
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Dunia
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Negara anggota UE akan berbagi risiko secara kolektif terkait eskalasi konflik Rusia-Ukraina
Wisnu Cipto - Selasa, 02 Desember 2025
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Indonesia
Prabowo dan PM Inggris Temu Virtual, Bahas Kemitraan Maritim, Pendidikan hingga Isu Global
Selain isu bilateral, kedua pemimpin turut membahas perkembangan situasi di Gaza
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
Prabowo dan PM Inggris Temu Virtual, Bahas Kemitraan Maritim, Pendidikan hingga Isu Global
Dunia
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
“Rencana ini tidak memaksa Ukraina mengakui Krimea dan Donbas sebagai wilayah Rusia.”
Wisnu Cipto - Kamis, 20 November 2025
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Dunia
Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Pabrik Elektromekanis Kizlyar dijatuhi sanksi Uni Eropa pada 2024 karena memproduksi peralatan pesawat untuk militer Rusia dalam konflik dengan Ukraina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
 Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Dunia
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer Amerika Serikat untuk memulai lagi proses pengujian senjata nuklir setelah 33 tahun dihentikan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Dunia
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya telah berhasil melakukan uji coba drone bawah laut bertenaga nuklir, Poseidon
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Indonesia
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengesahan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia mengenai Ekstradisi menjadi UU.
Wisnu Cipto - Kamis, 02 Oktober 2025
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Bagikan