Awas! Ganti Kampas Rem Berdampak pada Disk Rem
Penggantian kampas rem harus memperhatikan tipe yang digunakan. (Foto; Unsplash/Chinmay Jade)
REM salah satu organ vital pada mobil. Tanpa rem yang maksimal sebaiknya kendaraan jangan dijalankan sebelum diperbaiki.
Salah satu komponen pada rem adalah kampas rem. Bagian ini harus diganti bila sudah aus termakan gesekan selama pemakaian. Namun penggantiannya tidak boleh sembarangan. Kalau tidak tepat yang jadi korban adalah disk remnya.
Baca Juga:
Menurut laman KabarOto, kampas rem yang sudah masuk masa penggantian cukup dilihat dari tonjolan besi. Maka besi ini akan bergesekkan dengan cakram dan menimbulkan bunyi sebagai tanda waktunya penggantian.
Menurut Suhendra Hanafiah, Operation Manager, PT. Sumber Berkat Anugrah yang dikutip dari KabarOto mengatakan bahwa kampas rem itu memiliki 3 tipe, yaitu soft, medium dan hard.
Perbedaannya itu disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau hanya dipakai untuk sehari-hari cukup dengan bahan soft atau medium. Biasanya untuk soft menggunakan bahan organik seperti serbuk kaca, karbon atau kevlar. Sementara tipe medium menggunakan bahan keramik dengan sedikit campuran serat tembaga.
Baca Juga:
Kedua bahan itu memang nyaman digunakan harian. Ini memberikan pengereman yang lebih halus, maksimal dan tidak akan merusak disk rem. Yang tipe medium biasanya lebih banyak debu sisa pengereman. Kemudian menimbulkan suara agak kasar ketika mengerem dan harga lebih mahal ketimbang soft. Umumnya kampas rem OEM menggunakam bahan ini karena sesuai standar.
Untuk tipe hard hard biasanya merupakan kampas rem aftermarket. Hendra mengatakan bahwa tipe hard biasanya lebih banyak kandungan metal dan besinya. Kampas tipe Hard tidak cocok dengan piringan cakram standar pabrik.
Bahan metalnya yang keras akan merusak piringan, sehingga piringan cakram akan cepat habis atau bergelombang. Jika bergelombang, maka saat melakukan pengereman akan timbul bunyi berdecit dan pengereman tidak akan maksimal.
Waktu yang dianjurkan untuk mengganti kampas rem juga cukup lama sekitar 60.000 – 70.000 km. Namun lakukanlah pengecekan tiap 15.000 – 20.000 km untuk keamanan. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Terungkap, Pengemudi Mobil MBG yang Tabrak Siswa SDN 01 Kalibaru Ternyata Sopir Pengganti
Pemprov DKI Jamin Biaya Perawatan Korban Kecelakaan Mobil SPPG di SDN 01 Kalibaru
21 Orang Jadi Korban Ditabrak Mobil MBG, Pramono: Peristiwa ini Tidak Terduga Sama Sekali
Mobil Tabrak Sejumlah Siswa SDN Kalibaru Cilincing, Sopir Langsung Ditangkap Polisi
Pengundian Akhir Program Mobil Lubricants 2025: Partisipasi Konsumen Capai Puncaknya
Pengusaha Revisi Target Penjualan Mobil, Bakal Dibicarakan Seluruh Anggota Gaikindo
Beli Oli Mobil Bisa Dapat Liburan Mewah dan Logam Mulia, Kesempatan Masih Terbuka!
Chery J6T Resmi Meluncur dengan Menawarkan Pengalaman Off-Road yang Lebih Dewasa, Berapa Harganya?
Pelaku Pembobolan Mobil Ketua Iwakum di Menteng tak Terekam CCTV, Polisi Lakukan Olah TKP
Aksi Ziko Harnadi Bikin Indonesia Diecast Expo 2025 Bergemuruh, Penonton Diajak Ngedrift Bareng!