Atasi Krisis Semenanjung Korea, Ini Solusi Dino Patti Djalal


Dino Patti Djalal (kiri) bersama peserta kursus pelatihan politik luar negeri (Foto: Twitter @DinoPattiDjalal)
MerahPutih.Com - Mantan diplomat senior Indonesia Dino Patti Djalal ikut berpartisipasi dalam mengatasi krisis di Semenanjung Korea.
Pendiri Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia ini mendorong pihak-pihak yang bertikai mengadopsi solusi konflik di Aceh dan Timor Leste dalam permasalahan Korea Utara versus Korea Selatan.
Saran solutiif tersebut disampaikan Dino Patti Djalal saat bertemu dengan Wakil Presiden Korea Utara Kim Yong Dae di Pyongyang pada 3-7 April kemarin.
"Walaupun situasi berbeda (antara Semenanjung dan Aceh-Timtim), ada beberapa rumus yang bisa digunakan untuk melihat ke depan," kata mantan Wakil Menteri Luar Negeri itu, kepada Antara di Beijing, China, Minggu (8/4).
Ia menyebutkan keempat faktor terpenting yang efektif mengatasi konflik adalah kompromi, membangun rasa saling percaya, sabar, dan gigih.
Menurut Dino, konflik di ujung tenggara dan barat laut wilayah NKRI itu berlangsung dalam waktu yang relatif lama, sehingga kesabaran dan kegigihan mutlak diperlukan.

Dino bersama tujuh pakar Asia lainnya yang tergabung dalam "Track 2 Delegation" mendapatkan undangan dari Pemerintah Korut untuk dimintai pendapatnya.
Sepulang dari Pyongyang, Sabtu (7/4), siang para delegasi yang terdiri dari Indonesia sebanyak dua orang ditambah Myanmar, Selandia Baru, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Kamboja masing-masing satu orang itu singgah di Beijing.
Para delegasi di bawah kepemimpinan Dino itu berlatar belakang pengusaha, akademisi, peneliti, aktivis, dan lembaga swadaya masyarakat.
"Sejak tahun lalu kami mendorong perdamaian di Semenanjung, namun baru kali ini kami dipanggil. Mereka (pejabat Korut) tahun depan akan mengundang kami lagi," kata mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu pula.
Dino Patti Djalal yang pernah menjabat kepala jubir presiden Indonesia itu menganggap kedatangan delegasi di luar lembaga pemerintahan itu sebagai momentum yang tepat di tengah meningkat intensitas komunikasi antara Korut dengan China, AS, Jepang, dan Korsel untuk mengakhiri krisis nuklir di Semenanjung Korea.
"Memang komunikasi mereka sejauh ini masih defensif dan konfrontatif. Kami menawarkan model komunikasi yang berbeda sesuai dengan pengalaman masing-masing delegasi," ujarnya.
Para delegasi tersebut selama di Korut mendiskusikan beberapa isu kontemporer dan para delegasi berbagi pengalaman di negaranya sendiri-sendiri.
Berbagai isu strategis yang dibahas, kata Dino, di antaranya ekonomi, pendidikan, pertanian, dan tantangan pada masa mendatang.
Indonesia bersama Vietnam dan Myanmar pernah mendapatkan sanksi dari Barat. Saat ini Korut yang terkena sanksi dari PBB sebagai konsekuensi mengabaikan peringatan uji coba senjata nuklir.
"Soal krisis nuklir, mereka (pejabat Korut) sendiri yang menyampaikan perkembangannya. Alhamdulillah ada perkembangan secara diplomatik dengan kehadiran kami," kata Dino pula.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Indonesia U-23 Tertinggal di Babak Pertama, Gol Tunggal Korsel Dicetak Menit ke-6

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Misterius Banget, ini Sosok Kim Ju-ae, Anak Pemimpin Korea Utara yang Disebut Calon Penerus

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Putri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Jadi Sorotan dalam Kunjungan ke China, Disebut Calon Penerus

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

Tergolong Senior, Ketua Federasi Woodball Korea Selatan Berumur 65 Tahun Turun Langsung di Asian Cup 2025, Sampaikan Pujian Penyelenggaraan di JSI Resort

Bill Gates bakal Jadi Bintang Tamu Acara Bincang-Bincang Korsel, 'You Quiz on the Block', Ngobrolin Yayasan Kemanusiaannya

Pakai Gambar Bendera Matahari Terbit, Oasis Hadapi Kecaman di Korea padahal Sebentar lagi Manggung di Seoul
