Aplikasi “TikTok” dari Youtube Bisa Gunakan Audio Youtuber


Aplikasi “TikTok” dari YouTube bisa gunakan audio dari Video YouTube. (Foto: YouTube)
MAMPU mengambil sampel audio dari video pengguna lain adalah salah satu kekuatan terbesar TikTok. Fitur tersebut memungkinkan sebuah meme meresap ke seluruh platform dan memungkinkan pengguna menemukan konten baru dengan menonton video dengan suara yang sama.
Dilansir dari The Verge, Senin (7/6), dalam waktu dekat YouTube akan memperluas fitur ini di aplikasi mirip TikToknya, yakni Shorts. Perluasan fitur itu akan memungkinkan pengguna mengambil sampel suara dari konten apa pun yang diunggah ke YouTube.
Baca juga:
YouTube secara resmi mengumumkan fitur ini bulan lalu melalui sebuah unggahan di laman dukungan komunitasnya. Tetapi, kabarnya fitur ini akan menjadi bagian dari peluncuran Shorts di Inggris, Kanada, dan sejumlah negara Amerika Latin termasuk Argentina, Brasil, Chili, Meksiko, Kolombia, Peru, dan Venezuela. Alat pengambilan sampel YouTube kemudian akan diluncurkan ke pasar Shorts lainnya.

Pengguna Shorts sudah dapat menggunakan suara dari video Shorts lainnya, serta dari perpustakaan musik berlisensi. Tetapi pembaruan ini akan sangat memperluas audio yang dapat mereka akses dengan sangat mudah.
Fitur ini akan menyalurkan pengguna YouTube ke fitur Shorts-nya melalui tombol "Buat" baru di aplikasi seluler. Tombol ini akan muncul di bawah video di sebelah tombol suka dan tidak suka. Dengan mengkliknya akan memberi pengguna opsi untuk mencicipi audio video di Shorts.
Baca juga:
"Pengguna Shorts dapat membuat sesuatu dengan sampel audio, dan pembuat audio akan “mungkin mendapatkan traffic atau exposure dari itu. Dari perspektif pencipta audio, saya pikir banyak orang bersemangat untuk membuat remix karya mereka,” kata pemimpin produk YouTube untuk Shorts, Todd Sherman.
Namun, tidak semua kreator senang dengan hal ini. Para YouTuber mengeluh bahwa ini akan membuat orang "mencuri" konten mereka.

Fitur pengambilan sampel audio dari YouTube juga dapat menimbulkan masalah lain. Sejumlah besar konten telah diunggah ke YouTube selama bertahun-tahun, sebagian besar bersifat sensitif atau pribadi. Pengunggah konten ini tidak selalu ingin video mereka dijadikan sampel karena hal ini dapat memungkinkan pelecehan atau penyalahgunaan.
Sherman mengatakan YouTube menyadari potensi masalah ini, tetapi diskusi perusahaan dengan pembuat konten menunjukkan lebih banyak kegembiraan.
"Ada beberapa kekhawatiran tentang contoh video yang mungkin dianggap pribadi atau sensitif dan itulah sebabnya pembuat konten meminta kemampuan untuk tidak ikut serta. Tetapi mereka juga tampaknya menyadari bahwa itu tidak akan berhasil jika mereka memilih untuk ikut serta secara selektif,” kata Sherman panjang lebar.
YouTube awalnya meluncurkan Shorts September lalu di India sebelum membawa fitur tersebut ke AS pada Maret. Bulan lalu, perusahaan mengumumkan rencana untuk membayar total USD 100 juta kepada pembuat untuk menggunakan aplikasi. Meskipun tidak jelas berapa banyak yang akan dapat oleh masing-masing creator. (kna)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih

iPhone 17 Air Resmi Rilis dengan Bodi Tertipis, ini Spesifikasi dan Harganya

iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max Punya Desain Baru, Pakai Chip A19 Pro dan Kamera 8x Zoom

iPhone 17 Air Masih Kalah dari Samsung Galaxy S26 Edge, Baterainya Jadi Sorotan

Desain OPPO Find X9 Terungkap, Bakal Bawa Bezel Baru dan Paling Tipis di Kelasnya
