Anji: Pembajakan Musik tak Bisa Dilawan tapi Disaingi


Anji (Foto: MerahPutih/Raden Yusuf Nayamenggala)
PEMBAJAK musik menjadi momok bagi seluruh musisi di dunia, tak terkecuali di jagat hiburan tanah air. Betapa tidak, lantaran tindakan kriminal tersebut, sangat merugikan para musisi maupun penulis lagu.
Menanggapi soal pembajakan yang terus menerus menghantui para musisi. Penyanyi Erdian Aji Prihartanto atau yang akrab disapa Anji tersebut sudah lelah membahas soal pembajakan musik.
"Saya merupakan musisi yang udah agak malas ngomongin pembajakan. Karena yg terjadi di dunia ya khususnya di Indonesia itu hal yg biasa, dan udah dipahami," kata Anji saat ditemui merahputih.com di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Sebagai bentuk nyata, Anji pun memberikan contoh suatu hal, "Ya gini deh, saya ketemu "petugas" di jalan dengan menujukan lagu saya di handphonenya, yang ternyata ilegal download. Jadi, bahkan seorang "petugas" aja maksudnya mindsetnya itu enggak apa-apa (illegal download)."

Masih terkait soal pembajakan, penyanyi berusia 38 tahun itu tampak miris dengan masyarakat Indonesia. Ia melihat masih banyak sekali menggunakan produk bajakan dalam segala hal, tak terkecuali beberapa musisi.
"Ya saya berfikir kayaknya hampir semua orang Indonesia itu memakai produk bajakan. Entah itu pakaian, entah itu kebutuhan sehari, entah itu akeseori hp, entah software atau aplikasi. Kadang-kadang musisi yang bilang stop bajakan pakai software bajakan itu kadang-kadang ya," ungkap Anji.
Namun bukan berarti di tengah pembajakan yang semakin merajalela, Anji tak kehabisan akal dan berdiam diri begitu saja. Dirinya memiliki cara untuk mengatasinya. Tapi bukan dalam rangka menghapus pembajakan, akan tetapi dengan cara menyainginya.
"Buat saya isu nya bukan lagi hapus bajakan itu sulit pokoknya. Jadi bagaimana kita bisa menyaingi pembajak itu. Sekarang gini deh kayak ada joox, spotify, itunes, streaming, dengan harga yang murah kita bisa mendapatkan jutaan ribuan lagu legal," tuturnya.
Lebih lanjut Anji mengungkapkan, "Misalnya dengan Rp50 ribu perbulan kita bisa nemuin lagu banyak itu legal. Terus kenapa harus dibajak? Itu sih edukasi yang harus disampaikan untuk masyarakat." (ryn)
Baca juga yuk artikel menarik yang lainnya Anji Merayakan Hari Musik Nasional Tanpa Musik
Bagikan
Berita Terkait
Single 'Untuk Masa Lalu' Kisahkan Perjalanan Nostalgia Vero.BK and The Tumbleboys

Lagu 'Everthing U Are' dari Hindia, Lirik Gado-Gado Indonesia-Inggris Tentang Cerita Luka dan Cinta

Pee Wee Gaskins Putar Waktu Lewat Album Tribute 'Salute from Pee Wee Gaskins'
Lirik Lagu 'Penyangkalan' for Revenge, Ekspresi Luka dan Pergulatan Emosional saat Ditinggal tanpa Alasan Jelas

Sukses Lancar Rejeki: Semangat Remaja Bekasi yang 'Meledak' Lewat Album Debut

Lirik Lagu 'Matraman' The Upstairs, Anthem yang Menyulut Energi Generasi Awal 2000-an

Lirik Lagu 'Tuhan' yang Menjadi Doa dan Renungan Abadi dari Bimbo

Lirik Lagu 'Ada Anak Bertanya kepada Bapaknya' Bimbo, Single Religi yang Tak Lekang oleh Waktu

Lirik Lagu 'Padi Milik Rakyat' .Feast, Singgung Isu Ketimpangan Agraria dan Kepemilikan Lahan di Indonesia

Lirik Lagu Terbaru 'Gathel' dari NDX AKA, Tentang Perasaan Kecewa terhadap Sahabat
