Angklung Kenconowungu Cilacap Gebrak Pengunjung PRI 2016


Grup musik angklung Kenconowung Cilacap saat menghibur pengunjung Pekan Raya Indonesia di ICE BSD City, Tangerang, Banten (Foto: MP/Widi)
MerahPutih Budaya – Di tengah derasnya arus budaya yang beragam, terutama dalam dunia seni musik, kehadiran musik tradisional angklung ternyata tidak kalah penggemar. Di hari ke empat gelar Pekan Raya Indonesia (PRI) 2016, di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, grup musik angklung Kenconowungu Cilacap menarik ribu pengunjung PRI.
Anies, salah seorang personil grup angklung Kenconowungu Cilacap mengaku, sebenarnya musik tradisional yang terbuat dari bambu ini masih banyak disukai oleh masyarakat. Apalagi, gaya musik serta lagu yang dibawakan mengikuti trand lagu-lagu masa kini. Sehingga terdengar lucu dan menghibur. Peralatannya pun dilengkapi dengan gendang sebagai pengganti bas dengan mengunakan tong plastik dan permukaan terbuat ban mobil bekas. Suara musik ini terdengar unik, tetapi enak
didengarkan di telinga.
Sebagai contoh ketika grup yang terdiri dari 7 orang personil menyanyikan ‘Alamat Palsu’ yang dilantunkan oleh Ayu Ting-ting, sontak pengunjung PRI yang berasal dari berbagai kalangan berhenti dan ikut menikmati tembang tersebut.
“Kalau kita melihat seperti apa masyarakat menyukai musik angklung ini, kita mengukurnya kalau kita sedang ngamen. Ini banyak yang nanggap, terus ngasih saweran, berarti kan banyak yang suka,” ungkap Anies kepada merahputih.com.
Senada diungkapkan oleh Yogi, salah seorang personil yang memainkan alat musik gendang yang terbuat dari tong, dengan permukaan karet bekas ban mobil itu. Sejauh ini, penggemar musik angklung sudah cukup banyak.
“Cuma ya begitu, kalau ibarat makanan, kemasannya kurang ok. Apalagi kita hari-hari kan ngamen, terkadang kita melihat orang yang mendengar itu suka, manggut-manggut, kadang ikut nyanyi, tapi enggak mau mendekat,” paparnya.
Namun, kata Yogi, ketika musik tradisional dari bambu yang populer di wilayah Banyumas dan Cilacap ini dikemas dengan baik dan dimainkan di tempat yang bagus, penontonnya banyak sekali. (Wid)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan

Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi

Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN

Garin Nugroho akan Tampilkan Konser Sinema Bertajuk 'Samsara'
Seberapa Penting Membaca Sinopsis dalam Melihat Buku dan Karya?

Masuki Usia Ke-13, Borobudur Writers and Cultural Festival akan Digelar di Luar Pulau Jawa

Menikmati Akhir Pekan di Pameran Seni Art Jakarta 2024

Eugene Museum in Bali Dibuka 2026

Musikal 'Malin Kundang', Pengingat untuk Selalu Hormati Orangtua
Mengenal Kasing Lung, Sosok Seniman di Balik Boneka Labubu
