Angka Potensi Bunuh Diri Tinggi, Penting untuk Merawat Kesehatan Mental


Kesehatan mental menjadi faktor utama keinginan untuk bunuh diri. (Foto: Unsplash/Andreea Popa)
ISU kesehatan mental kini jadi topik yang sering dibahas di tengah makin tingginya angka tekanan hidup. Permasalahan kesehatan mental di Indonesia ternyata juga cukup tinggi.
Menurut founder Emotional Health for All (EHFA) Sandersan Onie, angka bunuh diri di Indonesia cukup tinggi. "Bahkan jumlahnya bisa empat kali dari jumlah yang dilaporkan," ujarnya dalam salah satu acara yang digelar di Jakarta Selatan, Kamis (20/10).
Pria yang akrab disapa Sandy ini menambahkan, tingginya angka bunuh diri tak lepas dari jumlah psikolog atau psikiater yang hanya 4.400 orang. "Bayangkan mereka harus siap mendampingi 250 juta jiwa. Tentu angka ini sangat minim," sebut Sandy.
Terlebih adanya salah pemahaman tentang kesehatan mental melalui pendekatan kepercayaan yang keliru. "Contohnya orang yang dianggap memikiki masalah mental dianggap karena imannya kurang, kesurupan sampai dianggap gila dan tak waras," imbuh Sandy.
Baca juga:
Cara Menjaga Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri Tetap Aman

Kesehatan mental tak mengenal usia, jenis kelamin, agama maupun status sosial. "Semua orang berhak mendapatkan akses layanan dan penanganan kesehatan mental yang tepat," tegas Sandy.
Hingga saat ini masyarakat masih menganggap kesehatan mental dan bunuh diri sebagal sesuatu yang tabu, dan masih memilikl kesalahpahaman mengenai kesehatan mental. Padahal kesehatan mental adalah aspek pentlng yang mendorong produktivitas.
Apalagi, kesehatan mental dan bunuh diri berdampak besar pada ekonomi, dengan perkiraan biaya Rp 582 triliun per tahun dalam kematian dan hilangnya produktivitas.
Sementara di sisi lain, kemajuan untuk penanganan kesehatan mental berjalan lambat. "Dengan demikian, kesehatan mental adalah sesuatu yang harus disadari oleh masyarakat agar dapat tetap hidup produktif," ucap Sandy yang juga ahli kesehatan mental lulusan perguruan tinggi UNSW Sydney Australia.
Baca juga:

Oleh karenanya, Emotional Health for All (EHFA) Indonesia ingin membentuk rasa peduli masyarakat akan kesehatan mental serta mendorong masyarakat untuk meninggalkan stigma negatif terhadap gangguan kesehatan mental.
Dalam rangka memperingatl Hari Kesehatan Mental Sedunia dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental, EHFA mengadakan Indonesia Mental Health Movement It Starts and Ends with Us pada 29 Oktober 2022.
Acara ini merupakan kerja sama antara EHFA, Yayasan Kesehatan Umum Kristen (YAKKUM), dan Black Dog Institute.
Dengan adanya para pakar dan Deklarasi Rella-Mental Health yang akan ditandatangani para pemuka agama, acara ini diharapkan meniadi langkah awal yang dapat mengubah pandangan masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mental.
Pada acara yang berlangsung pada 29 Oktober 2022 nantl, audiens dapat mengikuti mental health screening secara offline maupun online. "Mental health screening ini dapat menjadl langkah awal untuk leblh memahami kondlsi kesehatan mental," tutup Sandy. (*)
Baca juga:
Menurut Sains, Ternyata Waktu Mempengaruhi Kepuasan Hidup Seseorang