Andropause Pada Pria Bisa Dimulai Sejak Usia 40-an
Mulai jalani gaya hidup yang sehat. (Pexels/Andrea Piacquadio)
PARA pria, bersiap-siaplah. Tidak hanya terjadi pada perempuan, pria juga bisa mengalami 'menopause' ketika sudah memasuki usia kepala empat.
Seiring bertambahnya usia, pria juga akan mengalami perubahan hormon testosteron yang disebut juga sebagai andropause. Dilansir dari Channel News Asia, ahli urologi di Mount Elizabeth Hospital dan Parkway East Hospital, Dr Ronny Tan, mengatakan bahwa andropause bisa dimulai sejak awal usia 40-an.
Buruknya, andropause bisa berlangsung selama beberapa dekade, berbeda dengan menopause pada perempuan yang biasanya berlangsung dari usia 45 sampai 55 tahun.
Baca juga:
5 Fakta Menarik Pemikiran Laki-Laki yang Jarang Terpikirkan oleh Perempuan
Beberapa gejala dari andropause sendiri cukup signifikan bagi pria. Andropause bisa menyebabkan disfungsi ereksi, kehilangan ereksi pagi, libido menurun, otot melemah dan energi berkurang.
Selain itu, andropause juga menyebabkan pria mengalami gynaecomastia, yaitu payudara yang semakin membesar. Direktur medis Thomson Wellth, Singapore, Dr Chiam Tut Fu mengatakan bahwa penyebab timbulnya gynaecomastia pun bervariasi, salah satunya adalah ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron di dalam tubuh.
Andropause pun jarang dikhawatirkan oleh para pria. Kurangnya kewaspadaan mengenai andropause ini bisa jadi disebabkan karena gejala-gejalanya yang kurang spesifik.
Perubahan suasana hati, disfungsi ereksi, dan kenaikan berat badan bisa jadi disebabkan oleh masalah lain seperti stres.
Baca juga:
Biar Enggak Galau, Simak 5 Tips Menghadapi 'Quarter Life Crisis' dan Tetap Bahagia
Maka dari itu, laman Healthline mengatakan bahwa kamu bisa melakukan tes darah untuk mengecek level testosterone dalam tubuhmu. Jika kamu memiliki levelt testosteron yang rendah, jangan malu dan merasa terintimidasi untuk membahas masalah ini ke doktermu.
Biasanya, cara mengatasi andropause adalah dengan memilih gaya hidup yang lebih sehat. Biasanya, dokter akan menyarankan kamu untuk makan makanan yang sehat, rajin berolahraga, tidur yang cukup, dan jangan banyak pikiran.
Opsi lain yang bisa ditawarkan dokter adalah terapi penggantian hormon seperti steroid. Meski begitu, opsi ini sangat kontroversial. Ini disebabkan karena testosteron sintetis ini bisa menyebabkan efek samping yang berbahaya. Bagi para penderita kanker prostat, steroid bisa menyebabkan pertumbuhan sel kanker. (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera