Amerika dan Eropa Ragukan Laporan Rusia Terkait Tewasnya Al Baghdadi
Pemimpin ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi. (Istimewa)
Pemerintah Rusia akhirnya mengkonfirmasi kabar pemimpin utama ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi tewas dalam serangan udara pada Jumat (16/6) kemarin. Al Baghdadi dipastikan tewas dalam serangan Rusia yang dilancarkan pada akhir Mei 2017.
Serangan udara itu menargetkan sebuah pertemuan ISIS yang diadakan di pinggiran selatan Raqqa, Suriah. Sedikitnya sekitar 30 pemimpin militan tingkat menengah dan sekitar 300 pejuang ISIS lainnya tewas.
"Berdasarkan informasi yang telah diverifikasi ke berbagai pihak, Pemimpin utama ISIS Abu Bakr Al Baghdadi juga menghadiri pertemuan itu dan ikut tewas dalam seragan udara," kata pihak Moskow.
Namun, kebenaran laporan Moskow itu diragukan pihak Amerika Serikat dan Eropa.
"Kematian Pemimpin utama ISIS Abu Bakr Al Baghdadi sudah sering diberitakan, jadi kita harus menunggu hingga ada kepastian," kata pejabat keamanan Eropa, seperti dikutip Reuters.
Sementara Kapten AL AS Jeff Davis, juru bicara Pentagon mengatakan, pihaknya tidak punya informasi valid mengenai laporan tersebut,
"Kami tidak punya informasi apapun yang menguatkan laporan tersebut," katanya.
Clarissa Ward, koresponen internasional senior CNN mengatakan informasi dari Rusia tidak sesuai dengan kebiasaan para pemimpin ISIS.
"Mereka tidak pernah berkumpul dalam satu kelompok besar seperti itu karena sudah sering mendapat serangan. Jika kabar itu benar, jelas menjadi pukulan berat bagi kelompok ISIS. Tapi mari kita lihat beberapa minggu ke belakang, telah terjadi beberapa serangan mematikan di London, Baghdad, Teheran, dan Kabul. itu adalah perbuatan ISIS," ujarnya.
Analis militer CNN Letjend Mark Hertling juga mengingatkan semua pihak agar jangan terlalu percaya dengan laporan pihak Moskow.
"Saya tidak terlalu percaya kabar itu karena sebelum ini sudah ada tiga kali kabar menyebutkan Abu Bakr Al Baghdadi tewas selama tiga tahun terakhir," ucapnya.
TV Pemerintah Suriah mengklaim, bahwa Al Baghdadi, teroris yang paling dicari di dunia, terbunuh pada akhir pekan lalu. Klaim sebelumnya bahwa dia telah terbunuh, ternyata tidak benar dan dipandang sebagai propaganda untuk mempengaruhi opini publik.
Bagikan
Berita Terkait
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina