Alasan Ahli Mengapa Larangan Mudik Sangat Tepat

Muchammad YaniMuchammad Yani - Sabtu, 01 Mei 2021
Alasan Ahli Mengapa Larangan Mudik Sangat Tepat

Pemudik mengantre bagasi pada bus antar kota dan antar provinsi di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jakarta, Rabu, (22/4/2020). (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Ukuran:
14
Audio:

SEPERTI tahun lalu, mudik dilarang selama Hari Raya Idul Fitri. Tak heran jika tradisi tahunan ini menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Banyak yang mempertanyakan aturan tersebut lantaran proses vaksinasi telah berjalan.

Namun, pidemiolog dari Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin memberikan alasan logis tentang larangan mudik. Menurutnya, Indonesia harus belajar dari gelombang COVID-19 yang terjadi di India. Di sana masyarakatnya tak mematuhi protokol kesehatan dan banyak kerumunan. Hal itu mengakibatkan penyebaran COVID-19 terjadi secara masif.

Baca juga:

Negeri Aing Maaf-Maafan

"Di India itu ada faktor utamanya pemilukada, perayaan agama, pelonggaran protokol kesehatan, euforia vaksin, orang desa kembali ke kota untuk bisnis dan institusi yang tidak melaksanakan protokol kesehatan ditambah lagi dengan mutasi virus," kata Prof. Ridwan dalam webinar "Kontroversi Mudik Lebaran Saat COVID-19 Belum Pensiun", seperti dilansir Antara, Sabtu (1/5).

Suasana terminal Kalideres ramai akan pemudik yang tetap ingin kembali ke kampung halaman tahun lalu. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)
Suasana terminal Kalideres ramai akan pemudik yang tetap ingin kembali ke kampung halaman tahun lalu. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan Indonesia jauh dari kata aman terhadap virus Corona. Karena angka positif rate-nya masih di atas 10 persen, yang artinya virusnya masih liar.

Dengan pelarangan mudik, maka diharapkan bisa mengendalikan penyebaran COVID-19, terutama bagi orang tak bergejala. "Pelarangan mudik itu prinsip dasarnya adalah mengurai kerumunan. Jadi semakin tinggi kerumunan di ruang tertutup maka transmisinya akan makin meningkat," katanya.

Baca juga:

Ketika Nama Orang Tua Jadi Panggilan Akrab di Tongkrongan

Ketika mudik, kendaraan akan dipenuhi rmbongan keluarga, dimana protokol kesehatan sulit diterapkan. Kemudian ketika sampai ke tujuan, orang dari kota bisa saja membawa virus pada tubuh mereka dan meninggalkannya ketika kembali ke tempat asal.

Durasi perjalanan juga menjadi faktor lain. Jika perjalanan lama, kemungkinan terpapar akan lebih tinggi, apalagi jika alat transportasinya tidak didukung dengan sistem penyaring dan pembersih udara yang baik.

Pemudik menunggu keberangkatan bus antar kota dan antar provinsi di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jakarta, Rabu, (22/4/2020). (Foto: MP/Rizki Fitrianto)
Pemudik menunggu keberangkatan bus antar kota dan antar provinsi di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jakarta, Rabu, (22/4/2020). (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

"Lalu kebersihan makanan, transmisi ini bisa terjadi karena pada proses makan bersama. Hasil studi menunjukkan bahwa penularan terjadi pada saat proses santap bersama, penggunaan sendok bersamaan, penggunaan alat-alat makan bersama itu adalah pemicu," tutur Prof. Ridwan.

"Perilaku pemudik, kalau sudah kelelahan tidak mungkin protokol kesehatan jalan, kondisi lingkungan tidak memungkinkan mereka mengikuti protokol kesehatan, ruangannya yang padat, tertutup sehingga risiko pemaparan tinggi. Pada saat kelelahan kondisi imunitas menurun kemudian terpapar, ini baru risiko perjalanan," tambahnya. (Yni)

Baca juga:

Ngapain Sendokiran, Sokin Nongkrong!

#Mudik #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Indonesia
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Indonesia
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6), mengakui ada kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Indonesia
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) meminta masyarakat meningkatkan protokol kesehatan yang pernah dilakukan pada musim pandemi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Indonesia
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Dinkes DKI melakukan sejumlah langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi penularan COVID-19.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Bagikan