Ajak Keluarga, Presiden Jokowi Borong Batik di Pasar Beringharjo

MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo bersama keluarga memborong beberapa busana batik ukuran anak-anak di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Sabtu (8/6).

Kepala Negara mengajak istrinya Iriana Joko Widodo, dua puteranya Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, beserta menantu Selvi Ananda, dan cucu Jan Ethes.

Memasuki pasar di kawasan Malioboro tersebut, sebagaimana dilansir Antara, bersama keluarga, orang nomor satu di Indonesia itu langsung menuju pusat kios batik yang berada di los pasar bagian barat. Sebelum membeli sejumlah pakaian batik anak, Jokowi bersama keluarga memilah ukuran dan motif yang cocok untuk dibawa pulang.

Keni (29), pemilik kios "Batik JK" mengaku senang bercampur gerogi dagangannya dibeli Presiden Jokowi. "Saking grogi tadi pakaian batik sempat terjatuh beberapa kali dan diambilkan Pak Jokowi," ucap Keni.

Di kioas Keni, Presiden membeli piama batik anak seukuran cucunya Jan Ethes dan satu potong piama batik putri ukuran anak-anak dengan total harga Rp50.000. "Tadi beli dua (piama batik) Rp50 ribu. Dikasih Rp100 ribu tak kasih kembaliannya tidak mau," ujar dia.

Pedagang batik lainnya, Yuli (32) mengaku dagangannya diborong keluarga Jokowi. Iriana Jokowi membeli enam potong batik anak di kioasnya, yang terdiri tiga potong "dress" anak, dua kemeja anak, dan satu "stel" kaus anak bermotif batik jumputan dengan total harga Rp200 ribu.

Yuli mengaku beruntung sebab momen tersebut merupakan kali pertama pedagang asal Godean, Sleman itu berjualan di Los 5. "Saya merasa beruntung. Biasanya saya jualan di bagian depan Pasar Beringharjo," kata dia.

Sementara itu, pemilik kios "Batik HM Agus Sukino", Nurmalawati (55) mengatakan satu potong daster batik model susi dagangannya dipilih oleh Selvi Ananda untuk ibu Iriana Jokowi. Satu potong daster batik berwarna 'pink' itu dibanderol Rp35.000.

"Tadi dikasih Rp50 ribu saya kasih kembalian tidak mau. Senang bisa bersalaman dengan Pak Jokowi, awalnya tidak boleh (salaman) sama paspampres, tapi akhirnya boleh," ujar warga Langenastran Lor, Kota Yogyakarta ini. (*)