Aih, Tunggu Dulu! Rojali Itu Keluarin Duit Kok Ketika ke Mal

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 23 Juli 2025
Aih, Tunggu Dulu! Rojali Itu Keluarin Duit Kok Ketika ke Mal

Nongkrong di Taman Literasi

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Fenomena “rombongan jarang beli" alias rojali jadi perbincangan publik. Rojali ini ketika pengunjung pusat perbelanjaan lebih banyak melihat daripada berbelanja.

Tapi tunggu dulu, mereka juga ternyata membuat omzet bisnis minuman dan makanan (F&B) naik 5–10 persen alias tetap berbelanja dan keluarkan duit.

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah menyebut, fenomena “rojali” ini sebagai berkah bagi sektor F&B di tengah pergeseran perilaku konsumen yang cenderung berbelanja daring.

"Karena nongkrong pasti lihat minuman makanan beli. Kan enggak mungkin duduk enggak beli," ujar Budihardjo dalam acara Hari Retail Modern Indonesia di Jakarta, Rabu (23/7).

Baca juga:

Begini Keluh Kesah Pemilik Kafe yang Sering Didatangi Rojali

Direktur Bina Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan Septo Soepriyatno menjelaskan fenomena “rojali” ini telah muncul sejak pandemi COVID-19.

Masyarakat mengalami perubahan perilaku; setelah terbiasa di rumah, mereka mulai mencari kepuasan interaksi sosial di luar.

Melihat fenomena tersebut, Septo mengatakan konsep pusat perbelanjaan pun berevolusi. Mal kini tidak lagi sekadar tempat belanja, tetapi juga berfungsi sebagai ruang rekreasi, hiburan, pengalaman, dan interaksi sosial.

"Contoh adalah Plaza Semanggi, sudah berubah menjadi Plaza Nusantara. Konsepnya berubah total. Mereka menciptakan ruang-ruang yang memang dibutuhkan oleh masyarakat untuk berinteraksi. Nah itu yang sangat diperlukan sekarang," kata Septo.

Meskipun pengunjung Rojali mungkin tidak langsung membeli produk fesyen di toko, mereka seringkali memanfaatkan toko sebagai showrooming untuk melihat barang secara langsung sebelum akhirnya membeli secara daring.

Para peritel pun telah beradaptasi dengan memanfaatkan model omnichannel, yakni menjual produk baik di toko fisik maupun secara daring.

"Sebenarnya secara keseluruhan, omset pedagang naik. Tetapi memang ada pergeseran, ada yang (menjual) online. Ini informasi yang kami dapat dari para pengusaha," ungkapnya.

#Usaha Ritel #Tempat Nongkrong Di Blok M #Serombotan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Beras Sulit Dicari di Toko Ritel, Badan Pangan Nasional Salurkan Beras SPHP
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut pemerintah segera menyalurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) untuk mengisi kekosongan stok beras di toko ritel modern.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 06 Agustus 2025
Beras Sulit Dicari di Toko Ritel, Badan Pangan Nasional Salurkan Beras SPHP
Indonesia
Aih, Tunggu Dulu! Rojali Itu Keluarin Duit Kok Ketika ke Mal
Para peritel pun telah beradaptasi dengan memanfaatkan model omnichannel, yakni menjual produk baik di toko fisik maupun secara daring.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 23 Juli 2025
Aih, Tunggu Dulu! Rojali Itu Keluarin Duit Kok Ketika ke Mal
Indonesia
Kegiatan Dunia Usaha Diklaim Meningkat, Didorong Pencarian Realisasi Anggaran Pemerintah
Kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 73,58 persen, meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2025 yang sebesar 73,25 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 18 Juli 2025
Kegiatan Dunia Usaha Diklaim Meningkat, Didorong Pencarian Realisasi Anggaran Pemerintah
Indonesia
Penyebab Banyak Ritel Modern Gulung Tikar, Pemerintah Salahkan Perubahan Pola Konsumsi
Faktor lainnya, kata Budi, pola belanja atau gaya hidup masyarakat telah berubah, dari yang membeli kebutuhan untuk satu bulan, menjadi harian.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
Penyebab Banyak Ritel Modern Gulung Tikar, Pemerintah Salahkan Perubahan Pola Konsumsi
Indonesia
Kemendag masih Optimistis Ritel Indonesia akan Tumbuh
Pertumbuhan ini dapat terwujud apabila didukung ekosistem industri yang baik.
Dwi Astarini - Kamis, 08 Mei 2025
Kemendag masih Optimistis Ritel Indonesia akan Tumbuh
Bagikan