Agar Efektif, Pembagian Bansos saat PSBB Harus Diawasi
Jakarta mulai salurkan bansos Pembatasan Sosial Berskala Besar. (Antara)
MerahPutih.com - Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai, pola penyaluran bantuan sosial sembako secara bertahap yang dilakukan di DKI Jakarta tak efektif.
Trubus meminta ada pengawasan yang ketat dalam penyaluran bansos tersebut.
Baca Juga:
Bulog Pastikan Stok Beras di Yogyakarta Cukup Hingga Juni 2020
Ia melihat, pemberian ini rawan penyimpangan sehingga perlu pengawasan. Seperti potensi ada yang dikurangi, sabun enggak ada, masker hilang, atau enggak sesuai takaran.
"Ini tentu mesti ada pengawasan yang melibatkan beberapa pihak," ujar Trubus kepada wartawan, Rabu (15/4).
"Jadi pemberian itu diberikan secara terbuka, jadi disaksikan orang banyak semua isinya apa, jangan nanti isinya dikurangi," tambah Trubus.
Menurut Trubus, jika disamaratakan jenis bantuannya, maka masyarakat yang bisa dirugikan.
Ia mencontohkan, jumlah anggota setiap keluarga yang tak sama.
"Karena nilainya kan sangat kecil per KK. Kalau 1 KK keluarga cuma 3-4 orang itu cukup. Kalau 1 KK ada yang 9 gimana?" kata Trubus.
Trubus mencontohkan biskuit kemasan yang diterima masyarakat. Biskuit yang diberikan secara dicicil itu dipastikan tidak akan mencukupi seluruh anggota keluarganya.
"Begitu juga sabun kalau jumlahnya keluarga ada 9 ya enggak cukup ya," ujar pengajar di Universitas Trisakti ini.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang dalam proses penyaluran bantuan sosial (sansos) selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Setiap harinya sejumlah kelurahan dibagi Bansos ini secara bergantian.
Program ini merupakan bantuan tahap 1 dari Pemprov DKI untuk membantu warga yang terdampak corona. Penerimanya merupakan kalangan miskin dan rentan miskin.
Baca Juga:
Pemerintah Soroti Diskriminasi Penderita Corona yang Sembuh di Masyarakat
Hari Rabu (15/4), terdapat 10 Kelurahan yang menerima bantuan. Paket untuk membantu warga selama PSBB ini diantarakan langsung ke rumah warga melalui perangkat daerah setempat dan dibantu aparat keamanan.
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Irmansyah mengatakan, bantuan yang diberikan berupa paket bahan pangan pokok yaitu beras 5 kg 1 karung, sarden 2 kaleng kecil, minyak goreng 0,9 lt 1 pouch, dan biskuit 2 bungkus. Selain itu, ia menegaskan tak ada bantuan dalam bentuk uang tunai.
"Serta masker kain 2 pcs, sabun mandi 2 batang, dan tidak ada pemberian berupa uang tunai," ujar Irmansyah. (Knu)
Baca Juga:
Cegah Penularan COVID-19, 450 Peserta Ijtima Ulama Gowa dari Soloraya Wajib Lapor
Bagikan
Berita Terkait
Penyaluran Bantuan Rp 900 Ribu Melalui PT Pos Masih Terkendala, Kemensos Janji Percepat Validasi
Kemensos Klaim 1 Tahun Prabowo, 77 Ribu Keluarga Tidak Lagi Dapat Bantuan PKH, Target 300 Ribu di 2026
Pekerja Bakal Dapat Bantuan Beras 10 Kilogram dan 2 Liter Minyak Goreng
200.684 Orang Jakarta Dapat Bansos Rp 300 Ribu Pemenuhan Kebutuhan Dasar
33 Ribu Pendamping Dikerahkan Cek 12 Juta Pemerima Bantuan Sosial Diduga Salah Sasaran
Biaya Rp 15 Ribu Per Orang, Penyaluran Bansos Pakai PT POS Hanya Dilalukan di Daerah 3 T,
Prabowo Luncurkan Program Akselerasi Pembangunan: Sarjana Bakal ‘Magang’ di Sektor Industri hingga Memulai Pengembangan Ekosistem Gig Economy
KJP Plus tak Bisa Dicairkan Tiap Bulan, Pramono Ungkap Alasannya
Celios Desak Reset Ekonomi Indonesia, Copot Menkeu Sampai Pemberian Subsidi Tunai ke Rakyat
Digitalisasi Bantuan Sosial Diujicoba di Banyuwangi, Jika Sukses Negara Bakal Hemat Rp 14 Triliun