Ada 13 Gempa Susulan di Karawang-Bekasi hingga Pagi ini, Dipicu Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat


Ada 13 gempa susulan di Karawang-Bekasi. Foto: Dok/BMKG
MerahPutih.com - Gempa berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat dan sekitarnya pada Rabu (20/8), telah memicu sejumlah gempa susulan.
BMKG mencatat, terdapat belasan gempa susulan hingga Kamis (21/8) pagi.
"Jumlah event susulan 13," kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada wartawan, Kamis (21/8).
BMKG juga mencatat, gempa susulan dengan magnitudo terbesar M 3,9 dan magnitudo terkecil M 1,7. Adapun, kejadian gempa tersebut dirasakan sekali.
Baca juga:
Tidak Ada Korban Jiwa, BNPB Minta Warga Tetap Waspada Efek Gempa Susulan di Bekasi
Daryono menyebutkan, gempa yang terjadi berjenis gempa Bumi dangkal. Gempa tersebut dipicu sesar naik busur belakang Jawa Barat.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang dipicu oleh sumber gempa sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust)," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menjelaskan, analisis sumber gempa menunjukkan adanya pergerakan sesar naik pada zona Sesar Baribis.
“Analisis parameter sumber gempa bumi menunjukkan, bahwa gempa ini diakibatkan oleh sesar naik pada zona Sesar Baribis,” ujar Wafid.
Baca juga:
Gempa Bekasi, Belasan Kereta Jarak Jauh Terpaksa Berhenti Mendadak demi Keselamatan Penumpang
Diketahui, struktur Sesar Baribis ini diperkirakan membentang sepanjang 100 km, yang terbagi ke dalam beberapa segmen.
Segmen Jakarta melintas di sisi selatan Ibu Kota, sementara di bagian timur terdapat segmen Bekasi–Purwakarta.
Menurut kajian, segmen timur tercatat lebih aktif dibanding segmen barat.
Wilayah ini didominasi morfologi dataran, berombak, bergelombang, hingga pegunungan. Secara geologi, batuan penyusunnya terdiri dari batuan sedimen berumur Tersier, batuan gunung api berumur Kuarter, serta endapan aluvium berumur Resen.
Batuan yang sudah mengalami pelapukan atau berupa sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Gempa Filipina Ibarat ‘Bom Waktu’, Kemenlu RI Peringatkan WNI Waspada

BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina

BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 7,6 di Filipina, Ada Pergerakan Lempeng Tektonik di 2 Samudra

Tsunami Minor Sudah Terdeteksi Terjadi di Pesisir Talaud Imbas Gempa M 7,4 Filipina

Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami

Gempa M 7,4 Hantam Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami di Kepulauan Talaud

BMKG Imbau Warga Jakarta Waspadai Perubahan Cuaca Ekstrem di Malam Hari

BMKG Prakirakan Wilayah Jakarta Cerah Berawan pada Kamis (9/10)

Indonesia Berpeluang Dihantam La Nina Kategori Lemah Hingga Januari 2026, Masyarakat Diminta Waspada

Cuaca Ekstrem Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi Terjadi hingga 13 Oktober di Jabodetabek, BMKG Minta Warga Waspadai Bencana Hidrometeorologi
