Kesehatan

4 Aturan Penggunaan Deodoran untuk Remaja, Jangan Asal Pakai!

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 07 Oktober 2019
4 Aturan Penggunaan Deodoran untuk Remaja, Jangan Asal Pakai!

Ketahui aturan pakai deodoran untuk si kecil (Foto: sibenskiportal.rtl.hr)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BAGI anak remaja yang memasuki masa pubertas, terasa perubahan pada dirinya. Selain dari fisik, psikis pun berubah. Hal tersebut sangat wajar. Bau badan pun mulai tercium karena produksi keringat yang mulai meningkat. Jika sudah seperti itu, sebagian orangtua akan memilih penggunaan produk deodoran untuk mengurangi bau berlebihan.

Namun, keraguan yang dialami orangtua saat memilih jenis deodoran hingga waktu yang tepat seringkali jadi kendala. Teringat dengan efek samping jika terjadi kesalahan penggunaan deodoran, seperti sebelum usia yang tepat.

Baca juga:

Berbagai Cara Memanfaatkan Lemon untuk Masalah di Ketiak

Melansir dari laman alodokter, terdapat beberapa aturan pemakaian deodoran pada anak. Dari pemilihan deodoran sesuai dengan usia atau kecocokan sang anak hingga cara pamakaiannya.

1. Pilih antiperspirant

4 Aturan Penggunaan Deodoran untuk Remaja, Jangan Asal Pakai!
Deodoran berbahan antiperspirant dapat ditemukan pada produk organik (Foto: liagriffith.com)

Pastikan kamu memilih produk deodoran yang berbahan antiperspirant. Fungsinya untuk menghambat kelenjar keringat sehingga kadar produksi keringat berkurang secara alami.

Perhatikan kandungannya. Produk deodoran diformulasikan untuk menghilangkan bau badan akibat keringat. Bahkan, efektif mengurangi pertumbuhan bakteri.

Antiperspirant tergolong jenis obat dan deodoran kategori kosmetik sehingga lebih aman digunakan untuk kulitmu. Terutama bagi si kecil yang memiliki kulit sensitif. Meski begitu, produk yang mengandung deodoran saja lebih direkomendasikan untuk si kecil. Mengingat produksi keringat yang masih dalam batas wajar.

2. Saat masa pubertas

4 Aturan Penggunaan Deodoran untuk Remaja, Jangan Asal Pakai!
Pemakaian produk deodoran bisa dimulai sejak masa pubertas anak (Foto: verywell family)

Memulai pemakaian produk deodoran yang tepat, baiknya saat masa pubertas berlangsung. Masa ini terjadi perubahan hormon yang memicu produk kelenjar keringat lebih aktif.

Hasilnya, keringat lebih cepat diproduksi dan berisiko bau badan. Untuk itu, sebaiknya ibu mengenal tanda-tanda pubertas anak. Guna mencegah bau badan akibat keringat berlebih.

Tanda memasukki masa pubertas bisa diperhatikan melalui perubahan fisik anak. Di antaranya tumbuh rambut di ketiak dan kemaluan, terjadi menstruasi, kemunculan jerawat, payudara anak perempuan membesar atau perubahan suara anak laki-laki. Kepekaan ibu berperan penting.

Baca juga:

Pria Enggak Percaya Diri Karena Bau Badan? Coba Ikuti Beberapa Tips ini!

3. Hindari kandungan paraben

4 Aturan Penggunaan Deodoran untuk Remaja, Jangan Asal Pakai!
Gunakan deodoran yang mengklaim paraben free (Foto: atelier crafers)

Pengawet atau dikenal paraben, umum dipakai dalam industri kosmetik dan produk pembersih. Di antaranya sabun, tabir surya, maskara, lipstik ataupun deodoran. Meski umum, penggunaan produk deodoran untuk anak yang mengandung paraben atau phtalates sebaiknya dihindari. Dikarenakan bisa memengaruhi hormon anak.

Perhatikan keterangan komposisi, "Dalam kemasan produk, paraben (para-hydroxybenzoate) dapat ditulis dengan nama-nama seperti methylparaben, propylparaben, butylparaben, ethylparaben, 4-hydroxy methyl ester benzoic acid, atau methyl 4-hydroxybenzoate," seperti yang diungkapkan laman alodokter.

Alasan lainnya, kandungan paraben bisa menimbulkan reaksi alergi kulit. Untuk mengetahui sensitivitas kulit, oleskan pada pergelangan tangan. Diamkan 48 jam. Jika terjadi sesuatu, hentikan pemakaian.

4. Terapkan aturan pakai harian

4 Aturan Penggunaan Deodoran untuk Remaja, Jangan Asal Pakai!
Terapkan aturan pakai harian deodoran si kecil (Foto: roswell park)

Pemakaian produk deodoran harus diimbangi dengan kebiasaan sehat sehari-harinya. Hasil yang diberikan sebuah produk membutuhkan proses, tak instan. Biasakan anak untuk rajin mandi. Setidaknya dua kali sehari.

Ajarkan untuk selalu membersihkan seluruh bagian tubuh, terutama bagian yang lembab (ketiak, area kemaluan dan kaki). Selalu mengganti pakaian dalam, baju dan kaus kaki tiap harinya.

Penting juga memerhatikan asupan makanan anak. Sebagian makanan bisa memengaruhi bau badan seperti bawang putih, bawang bombay dan lainnya. (Dys)

Baca juga:

Banyak Manfaatnya, Baby Oil enggak cuma buat Bayi

#Bahaya Deodorant #Deodorant Pria #Kesehatan #Tips Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Bagikan