3 Pantangan dalam Menggeluti Hobi Olahraga Lari


3 Pantangan dalam Menggeluti Hobi Olahraga Lari. (Foto: Unsplash/Tikkho Maciel)
MerahPutih.com - Euforia memperbaiki pola hidup sehat dengan olahraga mulai digeluti banyak orang, salah satu aktivitas berlari. Namun, ada tiga pantangan yang tidak boleh dilanggar oleh penggiat olahraga lari.
Olahraga lari menjadi disukai karena dianggap lebih praktis, dengan ruang gerak yang bebas dan tidak repot. Kendati dengan serangkaian nilai lebih bidang olahraga tersebut, seseorang tidak boleh abai terhadap ketentuan lari. Berikut ini adalah tiga pantangan yang tidak boleh dilanggar dalam menggeluti hobi olahraga lari:
1. Kurang latihan
Mungkin terdengar bias, sebab lari sering didefiniskan sebagai latihan. Masalahnya latihannya yang dimaksud di sini adalah persiapan seseorang yang memutuskan mengikuti even race perlombaan lari apakah hanya fun run atau kompetisi.
Seseorang yang latihan latihannya kurang dapat mengalami berbagai risiko berbahaya bagi keamanan dirinya. Misalnya risiko cedera hingga meninggal dunia.
Baca juga:
"Karena gue melihat banyak banget yang cedera, banyak banget yang trauma, sampai masuk RS sampai meninggal, karena mereka ngebet banget ikut marathon padahal kurang latihan," kata Sport Antusias sekaligus Brand Ambasador New Balance Daniel Mananta di acara konpres Planet Sport Run 2024, di Planet Sport Asia Store, Jakarta Pusat, Rabu (25/9).
2. Kurang tidur
Kebutuhan tidur hal yang sangat krusial bagi tubuh. Di masa tidur, tubuh mengatur metabolisme diri untuk mempersiapkan tubuh beraktivitas di hari selanjutnya, termasuk menjaga keseimbangan diri.
Ketentuannya tidur cukup orang dewasa antara 7-8 jam sehari. Jika tidak cukup maka menimbulkan masalah seperti turunnya konsentrasi yang bisa menimbulkan risiko cidera ketika berolahraga atau sistem kerja organ tidak maksimal mendorong aktivitasnya berolahraga.
Baca juga:
Daniel Mananta Ungkap Olahraga Lari Bisa Jadi Media Refleksi Diri
3. Aktivitas latihan yang tidak seimbang
Kebanyak orang menganggap jika sudah menyukai olahraga lari maka hanya perlu menekuni bidang tersebut. Padahal, ketika seseorang melakukan rutinitas berlari baiknya diimbangi dengan aktivitas strenght training.
"Kombinasi strenght training dan cardio training gak bisa dipisahkan. Karna meninggalkan salah satu latihan meningkat risiko cidera," kata dokter sekaligus Sport Antusiasm, Tirta Mandira Hudhi.
Ia mengatakan ketika seseorang hanya berlari tanpa mengolah latihan massa otot maka risikonya di masa tua. Di mana massa otot terjadi pengurangan, dan ketika dipaksa berlari muncullah cidera ligamen. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas

Kalah di Babak Kualifikasi, Tim Kurash Indonesia Jadikan AYG Bahrain ‘Cek Ombak’ Menuju SEA Games 2025

Terhenti di Babak Kualifikasi Kejuaraan Dunia Senam, Tim Indonesia Ambil Pelajaran Penting Menuju SEA Games 2025

CFD Jakarta 26 Oktober Ditiadakan karena Ada Jakarta Running Festival 2025

Lepas Kontingen Indonesia ke AYG dan ISG 2025, Erick Thohir: Pahlawan yang Kita Kirim untuk Berperang

Sambut Gagasan Akademi Atlet Nasional, Komisi X DPR: Bukan Sekadar Prestasi, tapi Investasi Jangka Panjang

Hardiyanto Kenneth Dilantik Jadi Ketua Percasi DKI Jakarta, Bertekad Cetak Sejarah Raih 10 Emas di Kejurnas Catur Mamuju 2025

Ikut Tanding ke China, Kris Dayanti Siap Bikin Sejarah di Kejuaraan Dunia Wushu 2025

Jalan Terjal Timnas Kick Boxing Indonesia Menuju SEA Games Thailand 2025, Optimis Bisa Raih Emas

Targetkan 2 Emas di SEA Games Thailand 2025, Timnas Esports Indonesia Incar Peluang dari Free Fire dan MLBB Women
