3 Hal Langka Ini akan Terjadi di Yogyakarta Saat Equinox
Fenomena Fase Equinox (Time and Date)
MerahPutih.com - Fenomena Equinox akan terjadi di Kota Yogyakarta, Rabu (23/9). Peristiwa tahunan ini menimbulkan beberapa fenomena langka di wilayah Indonesia termasuk di Kota Gudeg
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas menjelaskan, Equinox adalah suatu fenomena alam dimana posisi matahari tepat berada di atas garis Khatulistiwa.
Baca Juga
Pasir Putih nan Lembut dan Perahu Pinisi di Tanjung Bira
Berikut 3 fenomena langka yang akan terjadi di Kota pelajar ini
1. Suhu Udara Memanas
Saat posisi Matahari berada tepat diatas garis Katulistiwa, radiasi yang diterima dipermukaan cukup maksimal. Hal ini mengakibatkan suhu udara yang dirasakan lebih panas dari biasanya. Ia memperkirakan suhu udara tertinggi dapat mencapai 36 derajat celcius.
Pada umumnya, suhu maksimum di Yogyakarta berkisar antara 30 hingga 32 derajat celcius.
Fenomena Equinox ini pun menurut dia terjadi dua kali dalam satu tahun. Equinox dapat dirasakan pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September atau ketika memasuki peralihan musim.
2. Benda tanpa Bayangan
Fenomena Equinox turut menimbulkan hari tanpa bayangan (Kulminasi). Saat Kulminasi terjadi, Matahari akan berada di atas kepala pengamat atau titik zenit.
"Sehingga bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," tutur Reni.
Untuk wilayah Yogyakarta, kulminasi diperkirakan terjadi paling cepat pukul 11.00 WIB.
Hilangnya bayangan juga akan terjadi pada bangunan- bangunan tinggi serta manusia di wilayah Yogyakarta. Masyarakat bisa memanfaatkan moment ini untuk mengambil foto benda tanpa bayangan.
3. Telur Berdiri tegak
Fenomena Equinox turut dapat membuat telur berdiri tegak tanpa penyangga. Hal ini terjadi lantaran saat equinox terjadi, Bulan dan Bumi berada dalam garis yang sejajar. Garis sempurna itu menghasilkan keseimbangan kekuatan sempurna yang dibutuhkan untuk mendirikan telur.
Baca Juga
Haul Sultan Agung, Kasunan Surakarta Adakan Upacara Adat Wilujengan
BMKG Yogyakarta mengimbau masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak saat ingin mengabadikan moment langka ini. Selain itu masyarakat diminta banyak minum dan memasukkan cairan dalam tubuh agar tidak mudah dehidrasi dan kelelahan.
Selain itu masyarakat diminta menjaga kesehatan tubuh dan menghindari terlalu lama berakitiftas diluar rumah saat terik menyengat. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Presiden Prabowo Minta Setiap Kerdatangannya tak lagi Disambut Anak-Anak, Kasihan Lihat Kepanasan dan Ganggu Jam Sekolah
Gunung Merapi Keluarkan 4 Kali Awan Panas Guguran, Masyarakat Diminta Waspada
Daftar Raja Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang Dimakamkan di Imogiri
Astana Pajimatan Imogiri, Kompleks Permakaman Raja-Raja Mataram dari Dulu hingga Kini
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen