2 Mahasiswa Universitas Negeri Padang Asal Solok Masih Hilang di Gunung Marapi


Warga melihat gunung merapi yang sedang erupsi.Antara/Iggoy
MerahPutih.com - Gunungapi Marapi, yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, mengalami erupsi eksplosif pada tanggal 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB. Erupsi ini terekam di Seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik.
Akibat erupsi ini, puluhan orang pendaki dikabarkan meninggal dan hilang. Selain itu, sebanyak dua orang warga Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), yang melakukan pendakian dan menjadi korban erupsi Gunung Marapi hingga saat ini belum ditemukan.
Baca Juga:
Gunung Marapi Alami Erupsi 46 Kali Selama 2 Hari
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Solok Selatan Darizal mengatakan dua warga asal Solok Selatan yang menjadi korban yaitu Siska Afrina dan Frengky Candra.
"Kami melakukan koordinasi dengan BPBD Agam untuk memantau warga Solok Selatan yang menjadi korban, tetapi hingga pagi ini belum ada kabarnya," kata Darizal.
Siska Afrina, kata dia, merupakan warga Jorong Bendang, Nagari Pasir Talang, Kecamatan Sungai Pagu. Sementara Frengky Candra Kusuma warga Kapalo Koto, Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari.
Keduanya, merupakan mahasiswa di Universitas Negeri Padang (UNP) semester akhir dan terdaftar dalam catatan pendakian Gunung Marapi. Saat ini pihaknya belum bisa memastikan kondisi kedua mahasiswa tersebut karena tim gabungan masih melakukan pencarian di lokasi.
"Nanti kalau ada informasi lanjutan kami kabari lagi," ucap Darizal.
Warga Sangir Batang Hari, Rismon, mengatakan orang tua Frengky Candra saat ini sudah berada di kaki Gunung Merapi untuk memastikan informasi yang diterima.
"Frengky kabarnya akan wisuda pada Maret dan sekarang orang tuanya sudah di posko pencarian korban erupsi merapi," ujarnya.
Kepala Kantor SAR Kota Padang, Sumbar, Abdul Malik membenarkan sebanyak 11 orang pendaki Gunung Marapi ditemukan meninggal dunia pasca erupsi gunung tersebut pada Minggu (3/12). Jumlah penyintas yang berhasil didata tim gabungan yakni sebanyak 75 orang, dimana 49 orang diantaranya berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat.
Sebagian dari pendaki yang dievakuasi tersebut dibawa ke rumah sakit di Bukittinggi dan Padang Panjang untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara beberapa pendaki telah kembali ke rumah masing-masing.
Data Kementerian ESDM mencatat, aktivitas vulkanik G. Marapi pada awal tahun 2023 didominasi oleh terjadinya erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari 2023.
Kejadian erupsi tanggal 3 Desember 2023 Pukul 14.54 WIB tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan. Tercatat Gempa Vulkanik-Dalam (VA) hanya terekam 3 kali antara tanggal 16 November 2023 – 2 Desember 2023. (*)
Baca Juga:
RSAM Bukittinggi Jadi Posko Antemortem Korban Erupsi Gunung Marapi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Puan Maharani Mendorong Pemerintah untuk Fokus pada Pemulihan Ekonomi Masyarakat Kecil di Bali

Banjir Bali Disebabkan Kerusakan Lingkungan, AHY Khawatirkan Sektor Pariwisata Jadi Terganggu

Drainase Diduga Jadi Penyebab Banjir di Bali, DPR: Jika Dibiarkan Bisa Rugikan Masyarakat

Hampir 1000 Orang Meninggal Akibat Banjir di Pakistan, 1 Juta Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Parigi, Rangkaian Susulan Gempa Magnitudo 4,8

Gunung Ibu Erupsi Setinggi 700 Meter, PVMBG Naikkan Status Menjadi Waspada

Tanah Longsor Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang di Sudan, hanya 1 Orang yang Selamat

Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Waspada Lahar Dingin Mengancam Warga

Gunung Marapi Meletus, Lontaran Kolom Abu Capai Ketiinggian 3.691 MDPL
