Yang Harus Dihindari dalam Mencipta Lirik Lagu
Senin, 07 Februari 2022 -
MERANGKAI kata-kata dan menjadikannya sebuah lirik lagu dirasakan cukup sulit untuk beberapa orang. Lirik lagu merupakan ungkapan personal si penciptanya, namun tidak semua orang akan terpikat dan tertarik pada lirik tersebut.
Meski begitu, ada beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menciptakan sebuah lirik lagu.
Baca Juga:

Yang perlu dihindari adalah menggunakan kata-kata klise atau sebaiknya tidak perlu terlalu sering menggunakan kata-kata klise. Hal itu membuat lirik lagumu terlihat 'kacangan'. Pikirkan kembali kata-kata fresh dan orisinil yang tidak sering digunakan pada lirik lagu lain.
Kemudian jangan pakai rima yang maknanya sama dan jangan membangun rima dari kata pertama atau kedua yang kamu rasa berima. Cari rima orisinil yang jarang dipakai oleh lagu lain. Contoh rima yang sering dipakai seperti 'Luka - Duka', 'Kelam - Malam', 'Sedih - Pedih'.
Lalu kamu juga tidak perlu membuat pola rima AABB atau ABAB, itu sudah lumrah dan memang terlihat sempurna, tetapi sangat membosankan. Menyimpanglah dari rima sederhana tersebut dan berkreasilah dengan membuat pola rima yang baru.
Baca Juga:

Buat pola rima rumit seperti ABCB, sisipkan rima kata yang mirip sesekali, maka terjadilah sentuhan orisinal pada lirik lagu kamu. Salah satu contohnya rima mirip seperti "mengaduh" dan "jatuh" dalam Sajak Putih karya Sapardi Djoko Damono ; "Beribu saat dalam kenangan/Surut perlahan/Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh/Sewaktu detik pun jatuh."
Ada baiknya kamu menghindari penggunaan pronomina. Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Berikan sentuhan unik pada lagu, sebutkan saja nama asli, nama panggilan, atau frasa deskriptif untuk mewakili identitas seseorang. Seperti Banda Neira yang menggunakan nama dalam lagu mereka yang berjudul Tini dan Yanti. Beberapa baris liriknya berbunyi seperti ini, "Tini dan Yanti/Kepergianku/Buat kehadiran di hari esok/Yang gemilang." (dgs)
Baca Juga:
Pertama Kali di Kongres Pemuda II, Indonesia Raya Diperdengarkan tanpa Lirik